KedaiPena.com – Batu Gantung yang berada di Danau Toba, Kota Parapat, Sumatera Utara, memiliki daya pikat wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba.‎ Terlebih, Batu Gantung memiliki legenda yang tersebar dari mulut ke mulut penduduk lokal dan diwariskan secara turun temurun.
Dalam legenda itu diceritakan bahwa Batu Gantung merupakan perwujudan dari seorang puteri bernama Seruni yang memiliki seorang pria tambatan hati.‎ Namun sayang, hubungan itu tidak mendapat restu dari orang tuanya. Seruni justru dijodohkan dengan seorang pangeran pilihan orang tuanya.
Seruni tidak terima dengan penjodohan ini. Ia putus asa dan kemudian berlari kencang tanpa sadar hingga terperosok ke bibir jurang dan menggantung terhimpit tebing.
‎
“Kemudian secara aneh Seruni dihimpit oleh tebing tersebut hingga menghembuskan nafas terakhirnya. Itu cerita yang beredar di sini (parapat),” kisah Alex Samosir (51 tahun), seorang pengemudi speed boats yang mangkal di Dermaga Parapat kepada KedaiPena.com, Kamis (19/5).‎
‎
Namun begitu, ada legenda lain yang berkaitan dengan Batu Gantung tersebut. Alex yang memandu Tim Kemenko Maritim mendokumentasikan keindahan Danau Toba dan sempat melihat langsung Batu Gantung tersebut, mengatakan bahwa putri yang dimaksud bukan Seruni.‎
“Duma Sinaga menurut cerita orang tua saya adalah seorang puteri yang dijodohkan orang tuanya dengan seorang pangeran. Namun, Duma menolak,” pandu Alex.
Putri Duma menolak lantaran sikap yang ditunjukan sang pangeran. Di mata Putri Duma, Pangeran tidak memahami makna dari pernikahan, tentang bagaimana memadu biduk rumah tangga bersama.‎
Namun saat penilaian Putri Duma disampaikan kepada orang tua, Duma dimarahi. Bahkan orang tua mengusir Duma sambil mengucap umpatan kasar.
“Kalau kau menolak lebih baik mati saja terjun,” kata Alex menirukan umpatan orang tua Duma.‎
Alex melanjutkan cerita. Dengan hati yang tak menentu, puteri Duma berlari menuju tebing hingga tak sadar terpeleset. Duma tidak jatuh. Ia masih sempat bertahan pada sebuah bongkahan batu.
Kemudian datang dua ekor anjing setia yang selalu mendampingi Puteri Duma Sinaga kemana pun dia pergi. Anjing itu mencoba menolong nyawa. Namun sayang anjing terperosok tepat di dekat Putri Duma. Duma berganti mencoba menolang anjingnya.
‎
“Keajaiban pun terjadi, saat tubuh Putri Duma Sinaga kena tetesan air yang keluar dari atas tebing, tubuh puteri lambat laun membeku dan berubah menjadi batu. Demikian pula dengan anjing setianya. Karna itu, sosok puteri Duma dan anjingnya yang berbentuk batu dan oleh warga disebut Batu Gantung. Jadi, dua Batu yang menggantung itu atau yang disebut Batu Gantung merupakan sosok Puteri Duma Sinaga dan anjing setianya,” papar Alex.‎
‎
Demikian legenda Batu Gantung yang merakyat tersebut. Benar atau tidaknya cerita ini, silakan anda menilainya sendiri.
‎
Namun satu yang pasti, pesona dan keunikan Batu Gantung nan eksotis‎ ini hanya dapat ditempuh melalui jalur perairan dan harus merogoh kocek mulai dari Rp300 ribu hingga Rp800 ribu untuk menyewa kapal di Danau Toba. (veb)