KedaiPena.Com – Rektor Perbanas Institute Hermantor Siregar menilai bahwa semangat hari Sumpah Pemuda masih sangat relevan dengan kondisi saat ini.
Demikian disampaikan oleh Hermanto saat menyampaikan pandanganya terkait memontum peringatan hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap tanggal 28 Oktober.
“Semangat kepemudaan yang sudah ditunjukkan oleh para pemuda Indonesia 90 tahun yang lalu untuk kompak bergerak menuju kemerdekaan Republik Indonesia patut dicontoh oleh para pemuda saat kini,” ujar Hermanto saat berbincang dengan KedaiPena.Com, Minggu (28/10/2018).
Meski demikian, lanjut Hermanto, pemuda “zaman now” memang memiliki tantangan yang berbeda dengan para pemuda “zaman old”. Hermanto menjelaskan pemuda ‘zaman now’ dihadapkan pada tantangan globalisasi dan integrasi perekonomian Indonesia dengan negara-negara lain yang bisa menyebabkan hilangnya identitas bangsa Indonesia.
“Globalisasi dan integrasi perekonomian dunia berarti barang-barang maupun pekerja dari luar negeri akan semakin bebas masuk ke Indonesia. Ini akan menjadi tantangan yang berat bila perusahaan maupun pemuda kita sebagai pekerja rendah kompetensi dan daya saingnya,” tutut Hermanto.
“Namun untuk semangat persatuan dan cinta Tanah Air tidak boleh berkurang. Identitas bangsa tersebut harus tetap dijaga diiringi dengan kesungguhan para pemuda, khususnya pelajar dan mahasiswa, untuk meningkatkan kompetensi dan daya saingnya,” beber Hermanto.
Dengan kondisi tersebut, Hermanto berharap, agar sektor bisnis dapat membuka diri untuk kalangan pemuda yakni pelajar dan mahasiswa agar dapat diberikan kesempatan magang atau praktek kerja.
“Kepedulian seperti ini dibutuhkan agar mereka semakin siap untuk memasuki dunia kerja maupun untuk membuka usaha sendiri,” tambah Hermanto.
Hermanto juga berpesan agar para pemuda, khususnya pelajar dan mahasiswa, harus dapat rajin dan sungguh-sungguh belajar. Misalnya, untuk mahasiswa Perbanas Institute agar dapat belajar lebih giat sesuai program studinya terutama keuangan, perbankan, ekonomi syariah, teknologi informatika sejalan dengan gelombang industri 4.0.
Hal tersebut, tegas Hermanto, yang dapat membuat para pemuda di ‘zaman now’ siap menghadapi tantangan globalisasi dan integrasi ekonomi saat ini.
“Tidak hanya itu, mereka juga harus giat belajar bahasa Inggeris, mengembangkan kemampuan diri bekerja dalam tim dan dalam soft skill lainnya,” tandas Hermanto.
Laporan: Muhammad Hafidh