MENARIK, akhirnya Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam pidatonya di UI, belum lama ini, mulai menyinggung tentang pertumbuhan (growth) Pendapatan Domestik Bruto (PDB) perkapita Indonesia yang tertinggal dibanding negara-negara tetangga.
Pendekatan ini adalah yang terbaik dalam mengukur tingkat kemajuan perekonomian suatu negara dibanding bangsa lain, karena mengukur kenaikan pendapatan negara dibagi keseluruhan jumlah penduduknya.
Dalam tulisan kali ini, saya hanya membandingkan growth PDB perkapita Indonesia, dalam mata uang Rupiah berdasarkan harga berlaku, dari berbagai masa Pemerintahan tahun 1999-2016.
Saya memilih penggunaan mata uang Rupiah dalam mengukur growth PDB perkapita agar konsisten dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang juga menggunakan mata uang Rupiah dalam mengukur growth PDB setiap tahunnya.
Dapat dilihat pada tabel, growth PDB Perkapita di era Gus Dur merupakan yang tertinggi, mencapai rata-rata 22,6% pertahun.
Era Megawati growth PDB perkapita turun cukup rendah menjadi rata-rata 10,09% per tahun.
Era SBY growth PDB perkapita kembali naik cukup tinggi ke level 14,5% pertahun. Pada era Jokowi justru Indonesia mengalami growth PDB perkapita yang terendah, hanya 8,6% pertahun.
Artinya menjadi tugas Menteri Keuangan juga yang menentukan target lebih tinggi, agar growth PDB perkapita Indonesia dapat melaju lebih cepat lagi.
Oleh Gede Sandra, Peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP)