KedaiPena.com – Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia dinyatakan mencapai 5,72 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2022, tapi ada beberapa sektor yang mengalami penurunan.
Menurut data, penurunan tajam dialami oleh jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang -1,74 persen (yoy) dari 6,49 persen kuartal sebelumnya. Pengadaan gas dan produksi es tumbuh melambat 1,12 persen dari 6,03 persen, industri kimia, farmasi dan obat – 3,50 persen dari 2,10 persen, industri kayu dan turunannya -4,31 persen dari 5,36 persen dan industri tekstil dan pakaian jadi 8,09 persen dari 13,74 persen serta industri furnitur -3,85 persen dari -0,16 persen.
Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah menyatakan ada banyak penyebab terjadinya perlambatan pertumbuhan pada sektor-sektor tertentu hingga berujung PHK karyawan. Antara lain efek rendahnya permintaan global yang memukul industri padat karya seperti tekstil, garmen, dan sepatu.
“Penyebab lainnya adalah keterbatasan modal yang dialami oleh pelaku startup digital, sehingga opsi yang dipilih adalah rasionalisasi dalam hal pegawai. Kalau digital lebih dikarenakan mereka harus melakukan operasionalisasi karena keterbatasan modal mereka juga tidak bisa lagi bakar-bakar duit, sumber dana dari investornya sudah hampir habis,” kata Piter, Selasa (8/11/2022).
Sementara itu, industri yang tumbuh tinggi ditopang oleh beberapa faktor. Antara lain masih tingginya harga komoditas internasional, pelemahan nilai tukar rupiah dan peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan melandainya kasus covid-19.
“Transportasi dipicu oleh mulai membaiknya mobilitas masyarakat karena pandemi mereda, jadi tingkat keuntungan di transportasi tinggi sekarang kan tiket pesawat naik berkali lipat itu jelas menguntungkan bagi pengusaha di sektor transportasi,” tandasnya.
Laporan: Ranny Supusepa