KedaiPena.Com – Melemahnya rupiah tidak bisa dilepaskan dari fundamental ekonomi makro yang kurang kuat, pertumbuhan ekonomi stagnan di angka 5 persen.
Neraca perdagangan yang tidak kunjung membaik. Inilah yang ikut membuat rupiah tertekan.
Demikian disampaikan Sekretaris Bidang Ekonomi Keuangan, Industri, Teknologi dan Lingkungan Hidup (Ekuintek-LH) DPP PKS Handi Risza dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Untuk menguatkan rupiah agar tidak melemah semakin dalam, lanjutnya, Bank Indonesia diharapkan melakukan intervensi stabilisasi rupiah sehingga mengurangi cadangan devisa (cadev).
Bank Indonesia sendiri telah merilis posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2018 sebesar 128,06 miliar dolar AS, turun 3,92 miliar dolar AS dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2018 yang sebesar 131,98 miliar dolar AS.
“BI harus terus memonitor dan mewaspadai risiko berlanjutnya tren pelemahan nilai tukar rupiah. Baik yang dipicu oleh gejolak global maupun yang bersumber dari kenaikan permintaan valas oleh korporasi domestik,” ungkapnya.
Tekanan terhadap rupiah tersebut, dinilainya, harus menjadi warning bagi pemerintah untuk memperkuat kembali fundamental ekonomi nasional. Kebijakan ekonomi harus didorong untuk memperkuat daya saing dan ekspor nasional.
Ini menjadi antisipasi bagi pemerintah untuk mempersiapkan perang dagang antara US dan Cina.
“Dampaknya akan berimbas kepada negara negara yang selama ini menjadi mitra dagang utama AS dan Cina, salah satunya Indonesia,” ungkapnya.
Laporan: Muhammad Hafidh