KedaiPena.Com- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan I-2022. Hasilnya ekonomi Indonesia mampu tumbuh kuat dan moncer sebesar 5,01 persen secara year on year (yoy).
Hasil ini jauh lebih baik dari beberapa negara seperti Tiongkok 4,8 persen, Singapura 3,4 persen, Korea Selatan 3,07 persen, Amerika Serikat 4,29 persen, dan Jerman 4,0 persen.
Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin berharap, pemerintah dapat terus meningkatkan performa dan capaian positif tersebut. Puteri meminta, pemerintah untuk terus mengoptimalkan daya beli masyarakat.
“Dengan manfaatkan momentum kenaikan konsumsi pada Idul Fitri kemari dan meningkatkan penyerapan program perlinsos Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” kata Puteri, Selasa,(10/5/2022).
Selain itu, kata Puteri, pemerintah perlu terus memwaspadai resiko tren kenaikan inflasi secara global yang kerap berujung pada kenaikan suku bunga acuan di sejumlah negara termasuk Amerika Serikat.
“Karena meski daya beli mulai pulih, risiko kenaikan inflasi masih terjadi. Untuk itu, kita juga perlu jaga agar inflasi masih dalam rentang yang aman bagi perekonomian,” jelas Puteri.
Meski demikian, Puteri mengatakan, jika pencapaian pertumbuhan ekonomi RI di triwulan 1 2022 tetap harus diapresiasi dan dibanggakan.
“Kita patut berbangga karena meski ditengah situasi pandemi dan ketegangan geopolitik global, kita masih mencatat pertumbuhan ekonomi yang cemerlang – bahkan diatas rata-rata global. Ini menunjukkan ekonomi kita tumbuh dengan tangguh dan pemulihan berada di jalur yang tepat,” jelas Puteri.
Puteri mengakui, jika pencapaian positif dari pertumbuhan ekonomi RI saat ini merupakan hasil dari kerja keras segenap elemen bangsa yang bersinergi bersama dalam penanganan pandemi.
“Dan menjaga pemulihan ekonomi dengan dinahkodai langsung oleh Menko Perekonomian Bapak Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN),” beber Puteri.
Politikus muda Partai Golkar ini menambahkan, jika program PEN sangat dirasakan manfaatnya bagi aktivitas pelaku usaha baik dari produksi untuk terus berekspansi dan menyerap tenaga kerja.
“Hasilnya, sektor industri pengolahan sebagai kontributor terbesar PDB kita mampu tumbuh positif sebesar 5,07 persen. Kemudian, tingkat pengangguran terbuka juga turun menjadi 5,83 persen. Artinya, pertumbuhan ekonomi yang kita hasilkan juga semakin berkualitas,” tandas Puteri.
Laporan: Muhammad Hafidh