KedaiPena.Com – Anggota Komisi XI Heri Gunawan menuturkan, pertumbuhan ekonomi yang masih mengandalkan instrumen utang adalah hal yang kurang menggembirakan, di tengah tingkat kepercayaan investor yang masih rendah.Â
“Kalau kita berharap pada utang, kita bisa lihat kepercayaan kreditor pada Indonesia juga merosot. Lihat saja, yield atau imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun, naik menjadi 7,11%. Artinya, kepercayaan kreditor juga belum baik. Dan ini pasti akan semakin menyurutkan niat investor,” ucapnya saat ditemui di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/9).‎
Menurutnya, Â dari sisi produksi, sektor andalan seperti usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan masih di bawah 12%.Â
Sementara itu, Â di sektor lainnya sedang terjadi penurunan volume output di sektor pertambangan dan penggalian. Bahkan, pada triwulan II-2016 terjadi penurunan sekitar 1,01%.Â
“Segala situasi itu tentu harus menjadi perhatian serius pemerintah di tengah-tengah “gonjang-ganjing” ekonomi global yang belum juga surut yang ditandai oleh perlambatan ekonomi di Pasifik dan penurunan harga komoditas,” ia melanjutkan.
“Belum lagi, reputasi nilai tukar rupiah yang tetap saja anjlok dan tidak kompetitif. Dengan asumsi pertumbuhan yang belum realistis tadi, maka keseriusan pemerintah untuk menghadirkan postur APBN yang kredibel dan bisa dipercaya akan dipertanyakan,” sesal HeriÂ
“Saya berharap, pemerintah fokus pada rencana yang sungguh-sungguh untuk kembali memenangkan kepercayaan pasar. Dalam konteks ini, cetak biru pembenahan struktural keuangan yang sungguh-sungguh dan benar sangat diperlukan untuk mendongkrak ekonomi nasional yang bisa bersaing, minimal dengan negara-negara tetangga. Jika tidak, dan tetap mempertahankan cara-cara pintas seperti berutang, maka tidak lama, keuangan kita pasti akan sangat terganggu,” tegasnya.
‎
Seperti diketahui, tanggal 16 Agustus lalu, presiden telah menyampaikan RUU APBN Tahun 2017 beserta nota keuangannya. Dengan dasar asumsi makro Pertumbuhan Ekonomi sebesar 5.3%.Â
Sementara dalam raker tanggal 01 September 2016, Menkeu menyampaikan outlook Pertumbuhan Ekonomi sebesar 5.2%Â
Sedangkan Gubernur BI dalam paparannya menyampaikan asumsi Pertumbuhan Ekonomi di kisaran 4.9%-5.3%.‎
(Prw/Apit)‎
‎