KedaiPena.Com – Memasuki awal Triwulan II 2018, realisasi penerimaan pendapatan negara dan hibah berada di angka Rp527,82 triliun atau terealisasi sebesar 27,86 persen dari target APBN 2018.
Dengan kondisi demikian, Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan menilai, bahwa sumber penerimaan negara saat ini masih sangat tergantung pada penerimaan perpajakan.
Seperti, pada April 2018, penerimaan perpajakan sebesar Rp383,27 triliun dan penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp33,66 triliun atau masing-masing baru terealisasi sebesar 26,91 persen dan 17,34 persen dari target APBN 2018.
“Pada sektor pengeluaran pemerintah, saya melihat polanya tidak maksimal di awal. Biasanya di triwulan berikutnya baru mulai masuk kejar tayang. Dengan pola begitu, pengeluaran pemerintah di triwulan I-2018 tidak berperan besar,” ujar Heri kepada wartawan, ditulis, Selasa (22/5/2018).
Heri pun melanjutkan, implikasi melambatnya pertumbuhan di triwulan-I 2018 diperparah dengan penurunan laju konsumsi rumah tangga.
Sementara itu, tegas Heri, saat ini pemerintah tak bisa berharap banyak pada peran ekspor karena adanya ketidakstabilan ekonomi global.
“Nilai tukar rupiah yang terpuruk, dan perang dagang antara Cina dan Amerika yang berimplikasi pada serbuan barang-barang impor yang akan lebih murah masuk ke pasar domestik. Bahkan, impor semakin tinggi terutama untuk barang konsumsi,” kata Heri.
Heri menambahkan, secara jujur dapat kita katakan RPJMN 2015-2019 tentang pembangunan berkelanjutan seperti membangun ekonomi sampai Triwulan I 2018 belum tercapai.
Heri menjelaskan, dalam kurun waktu 10 hari pemerintahan berkuasa sudah menaikan BBM sehingga daya beli rakyat seolah di berangus sehingga pertumbuhan konsumsi masyarakat berjalan sangat lamban.
“Ke depan, pada sisi ekspor kita tetap tak bisa berharap banyak karena adanya fluktuasi harga komoditas, nilai tukar. Bahkan, kontribusi ekspor diprediksi tidak akan lebih besar dari 20 persen,” ungkap Heri.
“Kalau ekspor melambat maka penerimaan atau pendapatan akan mengalami distorsi. Juga, stabilitas rupiah juga akan terus tertekan karena terus menipisnya cadangan devisa,” pungkas Heri.
Laporan: Muhammad Hafidh