KedaiPena.com – Negosiasi politik berbalut silahturahmi yang marak dilakukan para tokoh politik, termasuk salah satunya antara Luhut Binsar Panjaitan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, dinyatakan memiliki makna ganda. Pertemuan itu bisa saja, hanya silahturahmi paska Lebaran atau bisa saja karena ingin memuluskan kepentingan masing-masing.
Pengamat Politik, Muslim Arbi menyatakan setiap pertemuan para tokoh politik, bisa saja memiliki makna politik dan bisa juga hanya pertemuan biasa paska Hari Raya Idul Fitri.
“Luhut juga beberapa kali ketemu Surya Paloh. Kalau mendengar dari rumor. Konon Luhut sodorkan nama sebagai bacawapres Anies. Kalau itu benar? tentunya jadi pertanyaan. Ada apa Luhut cawe-cawe urus bacapres untuk Anies?” kata Muslim, Minggu (7/5/2023).
Ia mempertanyakan sikap Luhut Binsar Panjaitan, yang seakan-akan meneladani sikap Presiden Joko Widodo, yang sibuk “memamerkan” dukungannya pada Ganjar Pranowo, selaku Bacapres dari PDI Perjuangan.
“Ada apa? Sehingga Jokowi dan Luhut bersama cawe-cawe urus Capres – Cawapres? Adakah sesuatu yang mereka risaukan. Kalau Capres – Cawapres bukan dari yang mereka endorse?” ujarnya.
Muslim juga mempertanyakan, apakah tindakan tersebut melanggar ketentuan yang ada dan menjurus pada Calo Jabatan Presiden.
“Atau ada apa sehingga Jokowi dan Luhut, tidak lagi punya etika sebagai pejabat negara? Atau apakah sudah gawat saat ini sehingga harus ada presiden dan wapres dari Istana? Kalau tidak akan terjadi sesuatu yang akan membahayakan bagi mereka berdua, mestinya santai aja menghadapi pilpres 2024 Nanti. Tidak usah grasa – grusu, model Jokowi dan Luhut itu,” ujarnya lagi.
Ia menyatakan pertemuan LBP dengan Surya Paloh itu sepertinya tidak akan mempengaruhi penilaian Anies Baswedan. Karena, Anies sudah memberikan pernyataan bahwa bacawapres pasti dari anggota koalisi (PKS dan Demokrat).
“Itu arti nya pertemuan Surya Paloh dan Luhut itu tidak akan berpengaruh terhadap keputusan, siapa bacawapres Anies nanti,” kata Muslim.
Sementara, untuk Partai Golkar yang saat ini menjadi satu-satunya partai penyokong yang belum memberikan dukungannya pada Ganjar Pranowo, Muslim menyatakan ada dua skenario.
“Pertama, dan saya pikir paling mungkin, Golkar akan pilih KIR. Kenapa? Antara Golkar dengan Gerindra sdh memiliki kesamaan platform. Karena sama-sama pernah di Kabinet sebagai Menteri. Sudah saling memahami antara Prabowo dan Airlangga,” tuturnya.
Skenario kedua, Airlangga membawa Golkar ke Koalisi Perubahan.
“Bisa jadi visi dan moto perubahan, diinginkan juga oleh Golkar. Kalau mau perubahan. Atau, karena Anies menang besar sehingga mau ikutan?” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa