KedaiPena.Com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, kemarin. Pertemuan yang dilakukan pada malam hari ini, berlangsung selama 1 jam 50 menit.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan beberapa hal strategis yang dibahas oleh Jokowi dan Megawati ialah terkait hasil kunjungan Presiden Bank Dunia, persiapan Asian Games, dan berbagai agenda strategis bangsa dan negara, termasuk pelaksanaan pemilu legislatif serta pemilu presiden.
“Istana Batu Tulis sangat cocok, teduh, menghadap Gunung Salak dengan gemuruh air sungai yang menciptakan suasana kontemplatif, serta membangun suasana kebatinan yang baik untuk membahas berbagai agenda strategis bangsa dan negara, jauh di atas kepentingan pribadi atau golongan. Semua yang dibahas untuk kemajuan Indonesia Raya,†ujar Hasto dalam keterangan kepada redaksi, Senin (9/7/2018).
Tak hanya itu, Hasto juga menjabarkan, bahwa pertemuan Batu Tulis tersebut menepis berbagai anggapan dari berbagai pengamat politik yang mencoba membuat jarak bahkan memisahkan antara Presiden Jokowi dengan Megawati dan PDI Perjuangan.
“Kepemimpinan Ibu Mega dan Pak Jokowi itu saling melengkapi dan satu kesatuan. Ibu Mega sangat kokoh dalam prinsip, dan berpolitik dengan keyakinan untuk rakyat. Sementara Pak Jokowi dengan kemampuan teknokratisnya serta model kepemimpinan yang membangun dialog, merangkul, dan terus membumikan Pancasila dalam tradisi kepemimpinan yang turun ke bawah, atau merakyat,†jelas Hasto.
“Kedua pemimpin bangsa tersebut, dengan demikian, saling melengkapi, bersinergi, dan disatukan oleh emotional bonding (ikatan emosional) dengan Bung Karno, Proklamator dan Bapak Bangsa Indonesia,†sambung Hasto.
Hasto menambahakan, berkaitan dengan siapa yang akan diputuskan sebagai cawapres, nama sudah mengerucut dan sudah dikantongi Pak Jokowi.
“Pengumuman dilakukan pada momentum tepat, dan dalam cuaca yang cerah, secerah ketika matahari terbit dari timur. Jadi tunggu saja dan sabar,” ujar Hasto menirukan pernyataan Megawati Soekarnoputri
Laporan: Muhammad Hafidh