KedaiPena.Com – Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC), Adriansyah, mengatakan proyek hulu dan hilir ini menjadi salah satu komitmen Pertamina melalui anak perusahaannya, yakni PEPC dan Pertamina Gas untuk menjadi penggerak ekonomi dengan monetisasi cadangan gas di Blok Cepu.
“Peresmian ini menjadi semangat sekaligus tantangan. Kami berkomitmen mengeksekusi proyek ini dengan sebaik-baiknya dalam rangka mendukung kebutuhan energi nasional,†katanya di Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (25/9).
Pertamina EP Cepu, kata dia, akan menjadi operator tunggal setelah ExxonMobil melepaskan sahamnya di JTB. Hal itulah yang membuat Pertamina menguasai 90 persen participating interest dan 10 persen dimiliki pemerintah daerah.
“Proyek JTB menjadi proyek gas terbesar di Jawa Timur. Dukungan dari pemerintah dan segenap pemangku kepentingan telah  menjadi aspek penting untuk kelancaran proyek ini,” tandas dia.
Sebagai Informasi, lapangan Gas JTB adalah gabungan/unitisasi dari bagian Wilayah Kerja (WK) Cepu dan WK Pertamina EP. Cadangan lapangan ini diperkirakan sebesar 1,1 triliun kaki kubik (TCF).
PEPC ditunjuk sebagai Operator Lapangan Gas Unitisasi proyek Pengembangan Jambaran-Tiung Biru (JTB) sejak ditandatanganinya Head of Agreement (HoA) antara Mobil Cepu Limited (MCL), PEPC, dan Pertamina EP tentang Unitisasi Lapangan JTB pada 17 Agustus 2011.
Persetujuan POD terintegrasi untuk Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi JTB dan Lapangan Cendana ditandatangani pada 13 Februari 2013, kemudian Persetujuan Revisi POD-nya pada tanggal 17 Agustus 2015.
Selanjutnya penandatanganan Head of Agreement (HoA), Pasokan Gas Bumi Lapangan Gas JTB untuk Pembangkit Listrik Wilayah Gresik antara Pertamina dan PLN pada 8 Agustus 2017.
Laporan: Muhammad Hafidh