KedaiPena.Com – Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan nilai-nilai budaya. Seperti yang dilakukan oleh Rahmi Hidayati Founder Perempuan Berkebaya Indonesia.
Rahmi begitu ia disapa bersama sejumlah teman-temannya melakukan pendakian gunung dengan menggunakan kebaya.
“Awalnya kita berempat saja yang berkomitmen membuat komunitas Berkebaya Indonesia,” kata Rahmi dalam Alpints Talk dengan tema Naik Gunung Pakai Kebaya? Siapa Takut!, Rabu, malam (26/8/2020).
Rahmi melanjutkan, dirinya bersama teman-temanya tersebut memulai gerakan Perempuan Berkebaya Indonesia ini sejak tahun 2014.
Semakin terpicunya Rahmi membuat gerakan Perempuan Berkebaya lantaran dalam sebuah acara internasional, negara tetangga yakni Malaysia sempat mengklaim kebaya sebagai budaya milik negaranya.
“Awalnya kita-kita ngumpul sedikit-sedikit, sampai di suatu saat salah satu teman kita liputan ke Malaysia. Waktu itu ada KTT tahun 2016 di Malaysia, eh ternyata di sana mulai dari penerima tamu dan pembawa acara memakai kebaya,” tegas Rahmi.
Dengan demikian, Rahmi menjelaskan, gerakan Perempuan Berkebaya Indonesia termasuk dilakukan lantaran Indonesia menjadi satu negara yang terdampak tsunami budaya.
“Jadi kita itu kalau baca buku sejarah, sejak ratusan tahun yang lalu kita punya budaya yang kita kembangin. Negeri kita tempat lalu lalang persinggahan, tapi kemudian kita kena tsunami budaya. Jangan kita lupakan apa yang kita punya,” papar Rahmi.
Perempuan yang pernah bekerja di surat kabar nasional ini menjelaskan, pentingnya mempertahankan budaya dan sejarah yang menjadi ciri khas dari Indonesia.
“Ajak anak-anak muda untuk pakai kebaya. Meskipun mereka menggunakan kebaya saat wisuda, lulusan SD, SMP, dan SMA tetapi mereka tidak kenal serta mereka tidak pakai kebaya. Mereka pakai karena diharuskan oleh sekolah saja,” tandas Rahmi.
Laporan: Muhammad Lutfi