KedaiPena.Com – Pernyataan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV KSP Ali Mochtar Ngabalin bersama kelompok relawan Jokowi yang siap melibas lawan-lawan politik petahana dapat dinilai sebagai bentuk radikalisme dan provokasi.
Demikian disampaikan oleh Sekretaris Pro Demokrasi (Prodem) Setyo P saat menanggapi pernyataan kontroversial Ngabalin yang tersebar di sosial media.
Tak tanggung-tanggung, Setyo pun menuding, pernyataan Ngabalin merupakan sebagian ‘grand skenario’ dari rezim untuk bermain kasar dan radikal dalam pilpres 2019 nanti.
“Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai bosnya Ngabalin mesti bertanggung jawab. Rezim ini seperti kumpulan preman karena di waktu yang hampir bersamaan Jokowi juga mengatakan pernyataan soal jangan takut berkelahi, yang disampaikan dihadapan para relawannya,†sindir Setyo melalui keterangan, Senin (6/8/2018).
Pernyataan Ngabalin tersebut, tegas Setyo, juga telah mencederai demokrasi yang selama ini dan dibangun sedemikian rupa oleh orang-orang terdidik dan sangat kompeten. Mereka semua melalui perjuangan yang panjang di lini kehidupan untuk berdemokrasi.
“Demokrasi dengan seketika oleh rezim ini “di-groundedâ€, dimundurkan dan dikecilkan nilainya dengan pernyataan-pernyataan yang tidak pantas diucapkan oleh orang dengan kapasitas pejabat tinggi,†tandas Setyo.
Sebelumnya, bersama kelompok pendukung pencapresan Joko Widodo (Jokowi) Ali Mochtar Ngabalin menyerukan slogan ‘lanjutkan, lawan, libas’. Pernyataan tersebut tersebar dalam sebuah video di sosial media.
Dalam video tersebut Ngabalin berbicara bahwa Komunitas Anak Bangsa ini berisi para alumni Universitas Indonesia (UI), dan dirinya juga alumni UI. Mereka sepakat untuk mendukung Jokowi lanjut dua periode kepresidenan.
Tak hanya Ngabalin, sebelumnya Presiden Joko Widodo pun sempat membuat pernyataan kontroversial yang menyerukan para relawannya jangan takut berkelahi.
Jokowi berpesan supaya para relawan tidak perlu mencari musuh dalam masa kampanye, tetapi juga siap jika harus terlibat baku hantam.
Laporan: Muhammad Hafidh