KedaiPena.Com – Human Right Watch (HRW) menilai ancaman Presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap aktivis HAM sangat mengkhawatirkan.
Soalnya, pernyataan Duterte tersebut berpotensi menjadi justifikasi bagi polisi untuk menembak para aktivis HAM yang berada di Filipina, jika dianggap menghalangi tugas aparat keamanan.
“Seperti melukis target di punggung orang-orang pemberani yang bekerja untuk melindungi hak-hak dan menjunjung tinggi martabat semua orang Filipina,” ujar Wakil Direktur HRW untuk Asia, Phelim Kine, melansir Reuters.
Duterte diketahui mengecam kelompok HAM, karena dianggap menghalangi kampanye anti-narkoba. Karenanya, dia menginstruksikan kepolisian Filipina menembak mereka, jika menghalangi keadilan.
Sejak ultimatum tersebut dilontarkan, lebih dari 50 orang tewas. Mayoritas, 36 orang diantaranya, merupakan bandar narkoba atau pelaku kejatan lainnya dalam operasi yang berlangsung di Bulacan, 14 Agustus.
Sedangkan 27 orang lainnya tewas dalam operasi yang dilakukan polisi Filipina di Manila, Rabu (16/8) malam.