KedaiPena.Com – Begawan ekonomi Rizal menceritakan sedikit pengalamannya saat menjabat sebagai Menko Maritim dan Sumber Daya pada kurun 2015-2016.
Saat itu, kementerian yang dipimpin Rizal memberikan nama baru untuk perairan Indonesia di sebelah utara Pulau Natuna, Kepulauan Riau.
“Laut Natuna Utara dimasukkan dalam peta baru NKRI, karena wilayah perairan itu sudah sah menjadi milik kita setelah dicapai kesepakatan dengan negara-negara tetangga,” urai DR. Rizal Ramli di kediamannya, Jalan Bangka IX, Jakarta Selatan, Sabtu siang (16/3/2019).
RR menambahkan, saat itu ada anggota kabinet yang keberatan, karena mempertimbangkan keberatan Cina. Tidak hanya keberatan, anggota kabinet ini juga mengusulkan agar Cina diberi hak perikanan khusus di perairan itu.
Nama Laut Natuna Utara akhirnya tetap digunakan dalam peta baru NKRI.
Kini setelah berada di luar Kabinet, Rizal melihat kelompok yang memiliki hubungan dekat dengan China begitu dominan.
“Kita harus hati-hati dengan strategi ‘loan to own’ Cina. Di beberapa negara mereka membantu proyek-proyek yang sudah pasti tidak untung. Setelah itu mereka akan memilikinya,” kata Rizal lagi.
Hanya dalam beberapa tahun, Jokowi dan tokoh-tokoh kunci di belakangnya membuat Indonesia berada di bawah pengaruh Republik Rakyat Cina, terutama secara ekonomi.
“Bila Jokowi menang dalam pemilihan presiden mendatang, Cina akan semakin dalam menguasai Indonesia,” ujar RR.
Di sisi lain, Rizal juga tidak setuju dengan konsepsi Indo Pacifik yang menurutnya mengekspresikan kepentingan Amerika Serikat di kawasan.
Menurutnya, di masa depan Indonesia harus menyusun konsepsi baru yang memungkinkan Indonesia merebut kembali posisi sebagai pemain kunci di kawasan.
Pemerintahan Jokowi Widodo gagal menempatkan diri sebagai kekuatan penyeimbang di tengah pergaulan internasional.
Laporan: Muhammad Hafidh