KedaiPena.com – Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan batu bara masih diminati di tengah upaya transisi energi.
“Fakta meskipun pemberitaannya banyak yang meninggalkan batu bara, tapi permintaan terus menguat,” kata Hendra, dalam salah satu acara di Jakarta, Senin (6/5/2024).
Ia menyampaikan masih tingginya permintaan batu bara terlihat dari ekspor yang terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Karena itu, ia mengaku optimis, bisnis batu bara masih menjanjikan.
“Tidak tahu sampai kapan batu bara akan bertahan sebelum digantikan dengan energi hijau. Yang pasti kekayaan batu bara Indonesia masih banyak, bahkan bisa digunakan hingga 500 tahun ke depan,” ujarnya.
Hendra mengatakan emisi penambangan batu bara sebenarnya tidak terlalu besar. Pencemaran katanya berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
“Kami dari asosiasi memproduksi batu bara ya, terus batu bara digunakan oleh PLN, pembangkit listrik. Nah, pencemarannya yang banyak orang lihat adalah dari pembangkit listriknya. Jadi poinnya adalah bagaimana kita mengurangi emisi buangan dari pembangkit listrik, PLN nya,” ujarnya lagi.
Ia mengatakan transisi energi adalah bagaimana negara-negara mengurangi ketergantungan terhadap batu bara, khususnya mengurangi emisi karbon. Sehingga transisi energi bisa dilakukan dengan penggunaan energi baru terbarukan dalam kegiatan tambang untuk mengurangi emisi buangan.
“Perusahaan batu bara komitmen untuk mengurangi emisi secara bertahap. Kita sudah menggunakan campuran biodiesel, jadi bukan solar lagi, solar yang dicampur, sudah sekarang 40 persen campuran solar itu pakai biodiesel, berarti kan kita mengurangi 40 persen emisi dari kendaraan pengangkut batu bara,” kata Hendra.
Ia juga menyampaikan kunci agar batu bara bisa digunakan sampai ratusan tahun adalah teknologi carbon capture.
“Dengan teknologi itu, karbon yang keluar atau dihasilkan dari pembangkit bisa ditangkap dan ditanam lagi sehingga emisi yang keluar bisa ditekan,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa