KedaiPena.com – Dalam upaya memperkuat jaringan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi lulusan yang kesulitan mencari pekerjaan, sejumlah alumni UGM menggelar pertemuan terbatas di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024).
Tergabung dalam Forum Penyelamat Eksistensi (Formasi) Kagama, pertemuan alumni lintas fakultas ini antara lain menjajaki ide pembentukan semacam himpunan pengusaha dan profesional, yang beranggotakan alumni UGM dari berbagai sektor.
Lalu Wildan, pegiat Formasi Kagama yang hadir dalam pertemuan, menyatakan gagasan pendirian himpunan pengusaha dan profesional itu diangankan dapat menjadi momentum penting untuk memaksimalkan potensi alumni UGM, antara lain dalam menjawab tantangan ketenagakerjaan.
“Himpunan ini merupakan jawaban atas kebutuhan mendesak alumni UGM untuk bersinergi. Melalui jaringan ini, kita dapat menciptakan peluang kerja, meningkatkan kompetensi, dan mendorong alumni menjadi agen perubahan di masyarakat,” kata Wildan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/12/2024).
Wildan menambahkan, organisasi ini hadir dengan visi besar untuk menjadi wadah strategis bagi pengusaha dan profesional alumni UGM.
“Kami ingin membangun ekosistem alumni yang solid. Tidak Cuma omon-omon, tetapi saling mendukung dan memberikan dampak nyata. Tidak hanya bagi lulusan UGM, tetapi juga bagi pembangunan bangsa secara keseluruhan,” tambahnya.
Lebih jauh, himpunan ini akan membangun kerja sama keterkaitan (linkage) lintas alumni berbagai perguruan tinggi dan berkolaborasi dengan Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam mendukung visi-misi Asta Cita.
Wildan mengatakan, gagasan yang dibahas dalam pertemuan Menteng antara lain berfokus pada tiga program utama. Yakni, penguatan jaringan alumni, penyediaan lapangan kerja, dan pengembangan kompetensi.
Program pertama, lanjut Wildan, melalui platform berbasis teknologi seperti aplikasi dan portal alumni, organisasi ini akan mendata dan menghubungkan alumni UGM di berbagai sektor.
“Kami ingin memastikan setiap alumni, baik di dalam negeri maupun luar negeri, memiliki akses yang sama untuk terhubung dan berkolaborasi,” jelas Wildan.
Untuk memperkuat jaringan, banyak usulan kegiatan yang bisa dilakukan, seperti mengadakan forum bisnis, seminar, dan temu alumni regional untuk memperluas jaringan kerja alumni.
“Muncul juga ide mendirikan koperasi alumni UGM, semisal beranggotakan 100 ribu sarjana. Kalau terwujud, bisa dahsyat kekuatan ekonominya. Untuk mengelolanya, kita memiliki banyak SDM profesional di semua bidang,” tutur pengusaha properti di Lombok – NTB ini.
Program berikut, yang sekaligus menjadi salah satu prioritas utama organisasi, adalah membantu lulusan UGM yang kesulitan mencari pekerjaan.
“Kita bisa mengelola portal lowongan kerja khusus alumni, serta mempertemukan mereka dengan perusahaan-perusahaan tempat alumni senior bekerja,” kata Wildan, seraya menyebut program ini perlu dilengkapi dengan bimbingan karier dan peluang magang.
Sedangkan terkait urgensi untuk meningkatkan daya saing, dibahas perlunya menggelar pelatihan, sertifikasi, kewirausahaan, dan inkubasi bisnis. “Teman-teman di Formasi Kagama percaya, kompetensi adalah kunci untuk bertahan di dunia kerja. Dengan mendukung pengembangan keterampilan alumni, diharapkan mereka bisa berkontribusi lebih besar di sektor masing-masing,” katanya.
Dukungan Luas dari Alumni
Dalam acara ini, Lalu Wildan, yang didampingi koordinator Formasi Kagama Defiyan Cori, bersama sejumlah pegiat lain seperti Alven Stony, Iwan Manasa, dan M. Nurkhoiron, merasa bersyukur lantaran mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Termasuk, tokoh-tokoh alumni lintas generasi yang telah sukses di dunia bisnis dan profesional.
“Tentu, dalam waktu dekat, kami akan lebih proaktif menggalang dukungan konkret dari para alumni. Buat kami, istilah ‘migunani’ yang selama ini identik dengan organisasi alumni UGM akan terwujud nyata bila alumni dari berbagai generasi dan keahlian turun tangan untuk memastikan organisasi berjalan sesuai tujuannya,” ungkap Wildan.
Mantan deputi di Kemenpora ini menegaskan, himpunan pengusaha dan profesional itu nantinya tidak sebatas menjadi organisasi, tetapi juga gerakan pemberdayaan alumni yang inklusif.
“Kami ingin semua alumni ikut merasa memiliki. Himpunan ini kita bayangkan menjadi ruang kolaborasi yang terbuka bagi pengusaha, profesional, dan siapa saja yang ingin berkontribusi,” ucapnya.
Ia juga berharap, himpunan pengusaha dan profesional itu dapat menjadi model organisasi alumni yang inovatif dan berdampak luas. “Melalui himpunan ini kita bisa membuktikan bahwa alumni UGM tidak hanya andal secara individu, tetapi juga mampu membangun komunitas yang kuat dan berpengaruh,” pungkas Wildan.
Laporan: Ranny Supusepa