KedaiPena.Com – Bergesernya kultur bangsa terhadap lingkungan dan konservasi saat ini, menyebabkan keserakahan yang menimbulkan kerusakan, hilangnya nilai-nilai kebudayan dan lupa akan jati diri bangsa.
Dirut PT Unilab Perdana Ir Supandi menyatakan bahwa peran pemerintah sangat penting dalam menjaga pelestarian alam, ekosistem dan kelangsungan masyarakat yang tinggal di daerah taman nasional terutama Ujung Kulon.
“Dari sisi lingkungan, sebetulnya kita seharusnya menyadari bahwa sekarang, terjadi masalah pada lingkungan karena pesatnya pertumbuhan populasi manusia,” kata Supandi dalam acara ulang tahun KedaiPena yang ke-6 Kamis (10/3/2022) ditulis Kamis (7/4/2022).
Ia mengungkapkan bahwa kepadatan penduduk secara otomatis akan mempengaruhi daya dukung alam. Artinya dulu mungkin dengan jumlah penduduk yang terbatas, populasi manusia dan lingkungan bisa berjalan selaras dan saling berdampak positif.
“Paradigma baru dalam kehidupan masyarakat kini telah bergeser. Contohnya, bertani merupakan sumber kehidupan yang bisa membiayai beberapa keluarga tetapi untuk saat ini sangat sulit karena kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat,” ungkapnya.
Salah satu paradigma baru kehidupan masa kini, yaitu menitikberatkan pada kolaborasi semua elemen dengan pemerintah sebagai pemegang kekuasaan. Dan seyogianya, kolaborasi ini menjangkau sampai ke lini bawah.
“Yang berbahaya itu jika ada ketidaksingkronan antara aturan global dan aturan nasional. Seharusnya dijabarkan lagi kebawah supaya masyarakat jelas dan tidak terjadi kesalahan yang sering terjadi,” tuturnya.
Perkembangan masyarakat saat ini, lanjutnya, juga mulai memudarkan fungsi gotong royong, terutama dalam menjaga lingkungan dan saling bertanggung jawab atas apa yang diperbuat.
“Pesatnya populasi manusia kemudian terjadilah satu paradoks bagaimana dari berbagai macam masalah seperti mengeksploitasi alam yang berlebihan,” tuturnya lagi.
Sementara, tegasnya, alam tidak tumbuh dengan sendiri dan alam membutuhkan konservasi untuk memulihkan dirinya, yang harus menjadi kepentingan semua masyarakat, terutama yang berada di sekitar wilayah taman nasional.
“Yang perlu dipermasalahkan, bukanlah berapa banyak kita menanam pohon tapi seberapa besar kepedulian kota untuk melihat dan memantau apa yang sudah kita tanam serta bertanggung jawab atas apa yang kita tanam,” ungkapnya lagi.
Supandi menyebutkan dalam G20 yang berskala global pun dilakukan pembahasan terkait lingkungan. Yaitu, peran serta perempuan dalam mengelola lingkungan, pembangunan berkelanjutan dan dampak rusaknya lingkungan pada kesehatan.
“Kita itu di ciptakan Allah hanya dua satu menjadi abdulah abdinya Allah mengabdi kepada Allah yang kedua menjadi khalifah tuloh. Kita lupa ketika di angkat menjadi khalifah rakus makan tidak cukup sepiring padahal tukas kita memelihara lingkungan supaya tetap lestari,” pungkasnya.
Laporan: Hera Irawan