KedaiPena.Com – Nasib naas menimpa seorang Ibu janda tua yang terseret ke Pengadilan Negeri (PN) Serang, Banten sebagai terdakwa kasus pidana. Pasalnya, status terdakwa kasus pidana tersebut ia dapat saat sedang memperjuangkan hak atas tanah dan bangunan.
Ialah Sri Rastiti Merdekawati (74) yang sedang memperjuangkan hak atas tanah dan bangunan seluas sekira 900 meter yang terletak di Jalan Saleh Baimin, Cimuncang, Kota Serang. Dia sudah berjuang atas hak tanah tersebut sejak tahun 2006.
Semua berawal, saat dirinya merenovasi bangunan bekas gudang garam di atas tanah yang dikuasainya selama 35 tahun lebih.
Namun tanpa ia ketahui tiba-tiba pengusaha kaya Imelda Wangsaly
mengadukan tindakan yang dilakukan oleh Sri melalu anaknya ke Polres Serang tahun 2015 silam.
“Saya ini pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) didakwa melakukan pencurian dengan pemberatan, perusakan dan penggelapan. IM yang tak memiliki bukti yang sah atas tanah dan dua bangunan di atasnya itu melaporkan saya ke Polres Serang. Ia merasa memiliki tanah dan bangunan tersebut. Padahal ia tak punya sertifikat,” kata dia kepada wartawan, Minggu, (19/7/2020).
Titi menyatakan, renovasi yang dilakukan oleh dirinya disebabkan sudah lapuknya bangunan tersebut, dan akan membahayakan jika dibiarkan.
“Jadi gudang itu sudah puluhan tahun kosong, dan nyaris roboh karena dimakan usia dan membahayakan orang lain. Kebetulan, ada pengusaha jual beli bekas bangunan yang sanggup mengganti biaya renovasi gudang, sebesar Rp200 juta. Asalkan bekas bangunan gudang tua itu menjadi miliknya,” tuturnya.
“Nah, jadilah kesepakatan itu, karena dasarnya saya serta adik saya yang menguasai fisik ini. Serta simpati saya terhadap masyarakat, karena kuatir bangunan itu roboh. Jadi saya merenovasi gudang tua dan pengusaha barang bekas bangunan itu mendapatkan bekas bangunan,” imbuhnya.
Dia menambahkan, saat pembangunan renovasi berlangsung dan sebagian bangunan tersebut berdiri, Lurah setempat meminta agar Titi menghentikan renovasi atas permintaan dari anak IM yaitu MR.
Melalui jalan panjang, akhirnya Titi diseret ke pengadilan dan kasusnya bergulir sampai saat ini. Diketahui, dalam sidang pembacaan tuntutan selasa 14 Juli lalu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut Sri Rastiti lima bulan penjara, dengan masa percobaan 10 bulan.
“Saya hanya berharap, para wakil Tuhan majelis hakim yang mengadilinya bisa benar benar bersikap seperti Tuhan yang Maha Adil dalam memutuskan perkara ini,” tandasnya.
Sementara Kuasa Hukum Imelda Wangsaly enggan mengomentari keberatan Sri Rastiti.
“Ikuti saja jalan persidangannya,” ujar kuasa hukum IM yang enggan disebutkan nama.
Laporan: Sulistyawan