KedaiPena.Com – Perjanjian internasional adalah pilihan. Jangan sampai Indonesia dirugikan dalam perjanjian internasional karena konsekuensi tinggi.
Demikian disampaikan akademisi Universitas Prof. DR Moestopo Beragama Yudha Kurniawan dalam diskusi Ngopi Senja di Pamulang, Tangerang Selatan belum lama ini.
“Bodoh kalau kita ratifikasi perjanjian internasional tapi tidak sesuai dengan kepentingan nasional dan ideologi bangsa,” tegas dia.
Ia pun menegaskan, ketika Indonesia dirugikan dalam perjanjian internasional, bukan berarti tak bisa membatalkan. Sebab, ini terkait dengan kebijakan luar negeri indonesia.
“Dan untuk mendorong pembatalan, atau proses perumusan perjanjian ulang, maka peran publik harus kuat dan signifikan,” Yudha mengatakan.
“Falsafah dan ideologi Pancasila harus dijaga dalam perumusan perjanjian internasional. Dan ini bukan domain duta besar atau diplomat saja. Kita semia wajib mengawal, sebab perjanjian internasional menentukan nasib kita,” sambung dia.
(Prw)