KedaiPena.Com -Â Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Yustinus Prastowo, menyatakan siap menggantikan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk meladeni tantangan debat soal utang luar negeri yang dilontarkan oleh begawan ekonomi Rizal Ramli.
Karena mengingat kesibukan dan fokus Sri Mulyani mengurus keuangan negara, maka agaknya debat itu akan sulit diwujudkan.
Mantan menteri keuangan, Fuad Bawazier berujar, lucu bin aneh bila ada orang menyatakan bersedia menggantikan posisi Sri Mulyani ketika akan berdebat dengan Rizal Ramli soal utang negara.
Sebab, selain dia hanya ‘orang swasta’ (bukan pejabat negara), ajang debat atau adu data dengan Sri Mulyani soal utang itu merupakan perintah langsung Presiden Joko Widodo.
Hal itu disampaikan pengamat ekonomi tersebut dalam keterangannya, ditulis Minggu (29/4/2018).
‘’Kalau ada orang yang menggantikan posisi Sri Mulyani untuk debat dengan Rizal Ramli apa dasarnya dia. Dia jelas bukan pejabat negara yang ditunjuk langsung oleh presiden, dan apalagi dia orang swasta. Belum lagi soal kompetensinya,” Fuad mempertanyakan.
Debat soal utang itu, imbuhnhya, perintah Presiden Jokowi kepada Sri Mulyani. Jadi selaku menteri pembantu presiden, perintah itu harus dilaksanakan.
“Jadi itu aneh dan lucu ada yang menunjuk diri sendiri padahal dia bukan diperintah langsung oleh presiden,’’ kata Fuad.
Menurut Fuad, Sri Mulyani memang selama terkesan tidak ada yang mendebat soal kebijakan utang negara uang dikeluarkannya meski banyak ekonom sudah mempersoalkannya.
“Yang dia lakukan hanya pernyataan yang searah atau monolog. Nah, dengan debat atau adu data itu maka posisi atau soal utang menjadi jelas,” lanjut dia lagi.
Justru dengan debat itu, tambahnya, Sri Mulyani bisa menjelaskannya secara lebih terang ke publik mengenai soal utang negara itu.
“Jadi malah tidak etis bila dia tolak debat apalagi merupakan perintah presiden langsung. Lebih aneh lagi kalau debat tidak dilakukan dengan alasan kesibukan,’’ tegasnya.
Selain itu, lanjut Fuad, debat soal utang negara kini sangat penting dan tepat waktunya. Terutama untuk menjawab situasi yang terkait ekonomi negara pada sekarang ini.
“Debat ini penting di tengah surat utang mulai tidak laku. Para pembeli surat utang atau investor terlihat mulai ragu untuk membelinya,’’ tandas Fuad.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas