KedaiPena.Com- Dalam rangka memperingati HUT Ke-19, Pimpinan Pusat Kesatuan Perempuan Partai Golkar (PP KPPG), menyelenggarakan seminar daring bertajuk Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (27/5/2021).
Dalam sambutannya, Ketua Umum PP KPPG Airin Rachmi Diany menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari salah satu fungsi utama KPPG sebagai sarana edukasi.
“Kami pengurus KPPG bertekad untuk memberikan dampak melalui edukasi yang kuat bagi lingkungan internal KPPG maupun bagi masyarakat luas, khususnya bagi kaum perempuan. Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan pendidikan partai politik khususnya membangun literasi keuangan di masyarakat. Apalagi dengan adanya pandemi ini, masyarakat khususnya perempuan harus berdaya menghadapi kondisi internal bangsa Indonesia” urai Airin.
Turut hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Anetta Komarudin menekankan peran penting perempuan untuk memiliki pemahaman di bidang investasi termasuk pasar modal.
“Perempuan umumnya telah dikenal sebagai sosok Menteri Keuangan Keluarga yang mengatur perputaran dan pengelolaan uang dalam rumah tangga. Tetapi, ketika berbicara mengenai investasi justru kecenderungannya lebih dominan dikerjakan oleh kaum pria,” ungkap Puteri yang juga menjabat sebagai Ketua Koordinator Bidang Perekonomian (Korbid III) PP KPPG.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyebut besaran investor ritel perempuan ternyata masih berada pada angka 38 persen dengan total aset sekitar Rp208,84 triliun per April 2021. Di mana, 4,54 persen di antaranya merupakan ibu rumah tangga dengan total asetn mencapai Rp56,51 triliun. Namun pada instrumen ritel yang diterbitkan pemerintah, partisipasi perempuan justru mulai mendominasi dengan porsi mencapai 55,8 persen pada ORI017 dan 57,82 persen pada ORI018.
“Ketika sudah ada perempuan yang mulai melakukan investasi di pasar modal, tetapi di satu sisi masih ada perempuan yang terjerat pada rentenir hingga investasi ilegal. Hal ini menunjukkan bahwa literasi keuangan di Indonesia yang masih belum merata khususnya bagi perempuan,” tutur Wakil Sekretaris Fraksi Partai Golkar ini.
Hasil survei yang dilakukan OJK pada tahun 2019 memang menyebut literasi keuangan perempuan hanya 36,13 persen dibandingkan laki-laki yang mencapai 39,94 persen. Begitu pun, inklusi keuangan perempuan yang juga lebih rendah yaitu 75,15 persen dibandingkan laki-laki sebesar 77,24 persen.
Selanjutnya, Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta Marco Poetra Kawet, memaparkan bahwa jumlah investor ritel di Indonesia telah meningkat tajam, yaitu lebih dari 50 persen selama pandemi dan diperkirakan akan tumbuh mencapai angka 75 persen hingga pertengahan tahun 2021. Meski begitu, Marco tetap menekankan pentingnya pengetahuan mengenai berbagai risiko dari tiap-tiap jenis investasi, termasuk pasar modal.
“Setiap jenis investasi memiliki kriteria dan profil risiko yang berbeda. Karenanya risiko dari setiap produk dapat berbeda tergantung dari tiap investor. Misalnya saja, risiko yang dihadapi investor domestik perempuan relatif lebih sedikit dari investor domestik laki-laki. Karena investor domestik perempuan cenderung lebih mandiri, cermat, dan sangat berhati-hati.” terang Marco.
Acara ini dihadiri oleh pengurus dan anggota KPPG dari seluruh Indonesia serta dihadiri pula oleh masyarakat umum. Ke depan, KPPG berkomitmen untuk terus memberikan edukasi pada masyarakat di berbagai bidang sejalan dengan fungsi yang dimilikinya.
Laporan: Muhammad Hafidh