KedaiPena.Com – Memperingati Hari Harimau Global yang jatuh pada tanggal 29 Juli setiap tahunnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya meresmikan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya (PRHSD) Sabtu 29 Juli 2017.
PRHSD ini berlokasi di PT. Tidar Kerinci Agung (PT. TKA) di Dharmasraya, Sumatera Barat dengan total area rehabilitasi seluas 10 hektar. PRHSD merupakan Pusat Rehabilitasi pertama hasil gagasan pihak swasta.
“Ini yang pertama kali, saya meresmikan pusat rehabilitasi yang digagas oleh swasta,” ujar Menteri Siti dalam pidatonya.
“Ini adalah wujud penerapan Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE) yang merupakan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah serta masyarakat,†tegas Menteri Siti.
PT. TKA sebagai unsur dari masyarakat turut serta melakukan upaya konservasi dengan membangun PRHSD.
Penggagas sekaligus pendiri PRHSD, Hasyim Djoyohadikusumo menjelaskan bahwa Tujuan PRHSD adalah agar dapat memberikan sumbangsih untuk berbagai upaya konservasi dengan tetap memperhatikan hak Harimau Sumatera untuk kembali hidup di alamnya dengan baik.
“Tujuannya adalah untuk melestarikan Harimau Sumatera, dan langkah selanjutnya adalah menambah jumlah harimau yang ada,” jelas Hasyim.
PRHSD terdiri dari kandang rehabilitasi yang dibangun sangat mirip dengan habitat asli Harimau Sumatera di lahan dengan total luas 10 hektar. Pada tahap awal dibangun, dua kandang rehabilitasi dengan ukuran masing-masing 50 x 50 meter dilengkapi dengan satu kandang jepit berukuran 1,5 x 3 meter dan dua kandang perawatan berukuran 9 x 6 meter.
Pembangunan pada tahap selanjutnya direncanakan dalam luasan kandang rehabilitasi yang lebih besar lagi, dengan ukuran kurang lebih masing-masing seluas 1 hektar.
Peresmian PRHSD ditandai dengan pelepasan seekor Harimau Sumatera betina bernama Leony berusia 8 tahun dari kandang perawatan berukuran 54 m2 ke dalam kandang rehabilitasi berukuran 2.500 m2.
Leony merupakan hasil sitaan dari kepemilikan ilegal dan dititipkan untuk dirawat di pusat transit satwa Animal Sanctuary Trust Indonesia (ASTI), di Gadog, Jawa Barat sejak Februari 2010. Dengan adanya PRHSD, Leony akan mendapatkan kesempatan untuk kembali ke alam liar melalui program rehabilitasi.
Selain PRHSD, diharapkan juga dapat dibangun Suaka Alam di berbagai daerah, khususnya di Sumatera Barat. Sebagai bagian dari kegiatan konservasi yang penting, Suaka Alam bertujuan untuk melindungi flora dan fauna. Menteri Siti pun menyambut baik rencana ini.
“Saya menyambut baik untuk kita mengembangkan Suaka Alam di Sumatera Barat.”, jelas Menteri Siti.
Indonesia pada awalnya memiliki 3 spesies Harimau, namun saat ini dua spesies Harimau telah dinyatakan punah yaitu Harimau Bali (tahun 1940-an) dan Harimau Jawa (tahun 1980-an).
Saat ini hanya tersisa Harimau Sumatera yang populasinya di alam sesuai kajian terbaru diperkirakan sekitar 600 ekor.
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan satwa dilindungi yang populasinya di alam terancam punah. Pemerintah telah menetapkan Harimau Sumatera termasuk jenis yang perlu ditingkatkan populasinya.
Harimau adalah simbol kelestarian ekosistem dan keberadaannya hanya dimungkinkan jika hutan dan lingkungan sebagai habitat masih terjaga. Harimau memiliki daya jelajah yang luas hingga 300 km2.
Acara peresmian PRHSD ini juga bertepatan dengan rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang ditetapkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP), Badan Khusus PBB mengenai Program Lingkungan. Tema tahun 2017 adalah “Connecting People with Nature” kemudian diterjemahkan menjadi “Menyatu dengan Alamâ€, dengan tujuan untuk membangkitkan masyarakat dalam meningkatkan global dalam menyelamatkan alam, flora dan fauna.
“Mari kita lestarikan alam kita, mari kita lestarikan satwa-satwa kita,” ajak menteri Siti.
Laporan: Muhammad Hafidh