KedaiPena.Com – Memperingati Hari Badak Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 September 2017, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) menyelenggarakan sebuah lomba lintas alam untuk para Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) se-Indonesia.
Dengan tema lomba ‘Jelajah Rumah Si Badak’, Taman Nasional Ujung Kulon bermaksud memberikan kampanye sosialisasi kepada khalayak utamanya mahasiswa soal kelestarian Badak Jawa.
Staf Bagian Keuangan, Perencanaan dan Kerja Sama Taman Nasional Ujung Kulon, Andri Firmansyah mengatakan, bahwa acara ini merupakan satu rangkaian kegiatan hari Badak Sedunia yang diselenggarakan di Taman Nasional Ujung Kulon.
“Tujuan utamanya terselenggaranya acara ini ialah kampanye konservasi mmlalui lomba lintas alam untuk mahasiswa-mahasiswa pecinta alam,” ujar Andri saat dihubungi oleh KedaiPena.Com melalui jaringan telepon, ditulis Senin (11/9).
Andri pun menjelaskan, untuk konsep acaranya sendiri akan sama seperti lomba lintas alam biasanya. Namun, para peserta akan melalui jalur memutar dari ‘start’ untuk menuju ‘finish’. Jarak tersebut diperkirakan sekitar 15 Kilometer.
“Mereka akan melewati Cilantang dan Karang Ranjang yang kemudian berbalik arah lagi. Wilayah tersebut juga merupakan habitat badak peserta nantinya akan menemukan jejak dan kubangan badak dalam perjalanan,” imbuh dia.
“Tapi kita gak akan masuk ke habitat inti. Kita akan lomba di pinggiran wilayah Taman Nasional saja. Sebab, kalau sudah masuk ke habitat intinya nantinya ngeri ada gangguan kepada badak, selain itu jalurnya pun juga sangat keras,” sambung dia.
Andri juga mengungkapkan, lomba ini ditujukan hanya untuk mahasiswa-mahasiswa pecinta alam. Hal itu, kata Andri, dikarenakan pihak Taman Nasional tidak mau mengambil resiko bila peserta dibuka untuk umum.
“Demi keamanan kita hanya mengikutsertakan mapala. Sebab, kita tidak mau ambil resiko kalau pesertanya dari umum dikahwatirkan mereka tidak mempunya ‘basic’, lalu nantinya terjadi apa-apa,” jelas dia.
Dengan demikian, Andri berharap, terselenggaranya acara ini dapat memberikan informasi serta pendidikan konservasi di habitat terakhir Badak Jawa bagi para mahasiswa-mahasiswa pecinta alam.
“Kalau nanti animo dari pesertanya bagus. Mungkin kita akan buka acara ini untuk umum tahun depan,” tandas Andri.
Laporan: Muhammad Hafidh