KedaiPena.Com – Rumus mendapatkan simpati masyarakat itu mudah. Jika perut kenyang, maka pikirannya gembira. Begitupun sebaliknya, kalau perutnya kosong, pikirannya dan hatinya bisa kemana-mana.
Demikian disampaikan begawan ekonomi kerakyatan Rizal Ramli di Jakarta, Senin (26/7/2021).
“Jika perut kosong, bisa berpotensi melakukan hal hal yang tidak diinginkan,” tegas RR, sapaan dia.
Ia pun mengatakan, solusi untuk mempercepat pemutusan mata rantai Covid-19 secara efektif adalah ‘lockdown‘.
“Pun kalau ada varian baru muncul lagi, yah ‘lockdown‘ lagi. Gitu aja kok repot. Tapi jangan pelit sama rakyat, kasih makan yang tidak mampu,” sambung eks Tim Panel Ekonomi PBB ini.
Secara random, Rizal pun sempat bertanya kepada rakyat dan pedagang kecil, “mau ndak diam di rumah saja sebulan, diberi makanan dan obat kalau ‘lockdown?’.
“Jawabnya, mau banget bang, kapan lagi kita bisa kelonan sama bini, main sama anak-anak!”. ‘As simple as that‘, cuma yang ‘sono ndak‘ mau, pelit sama rakyat,” imbuhnya.
“Menolong rakyat susah, kok mikir kerugian? Untuk ‘lockdown‘ sebulan, kasih makan 70 juta keluarga, masing-masing Rp1,5 juta cuma keluar dana Rp105 triliun. Kalau ‘lockdown‘ 3 bulan, hanya Rp315 triliun ditambah obat Rp100 triliun. Total hanya Rp415 triliun,” RR menambahkan.
“Dasar pelit sama rakyat. Kalau oligarki, langsung kasih berbagai keringanan dan kemudahan. Payah. Seluruh dunia pakai ‘lockdown on-off‘ dan vaksinasi. Lebih cepat mengendalikan covid. Ekonomi bisa pulih lebih cepat. Cara-cara lain yang bertele-tele, hanya gonta-ganti istilah, hanya akan membuat biaya sosial, finansial dan ekonomis berkali-kali lebih mahal. Pada 2020 habis Rp1035 triliun, hasil nol,” kecewa Dr. Rizal Ramli.
“Pertanyaannya apa yang bisa kita lakukan, kalau secara teknis sih sederhana kita adakan ‘lockdown’ karena kalau kita tidak ‘lockdown’, negara lain ‘lockout’ kita. Singapur ‘lockout’ kita, Arab dan banyak negara ‘lockout’, orang Indonesia tidak bisa ke sana sekarang. Kalau kita tidak ‘lockdown’, maka kita akan di-‘lockout’ negara lain.
Laporan: Muhammad Lutfi