Artikel ini ditulis oleh AJ Purwanto, Pegiat Lingkungan.
Peringatan Hari Ibu di Indonesia berawal dari pertemuan pertama organisasi perempuan yang dikenal dengan nama Kongres Perempuan Indonesia I. Kongres ini diselenggarakan selama empat hari yaitu 22-25 Desember 1928 di Gedung Dalem Joyodipuran, Yogyakarta.
drg. Puji Astuti Sayekti menyampaikan bahwa perempuan mau terlibat di dalam kegiatan bermasyarakat dan tidak asing lagi bahwa perempuan-perempuan itu menempati posisi-posisi di pemerintahan baik itu pusat sampai desa. Jadi, karena memang diharapkan perempuan mempunyai kesetaraan sama hak dan kewajibannya dengan laki-laki.
Perempuan harus menyapa di setiap lini dalam masyarakat dan perempuan berdaya. Perempuan berdaya yang dimaksudkan adalah perempuan yang mempunyai kekuatan, ketangguhan, dan kesehatan yang didorong dengan peran air yang klaster molekulnya kecil yaitu air hujan yang murni, sehat, dan gratis dari Tuhan YME.
Paguyuban Kader Posyandu (PKP) “KASIH BUN” Kader sehat ibu hebat Buntalan, Kelurahan Buntalan, Klaten Tengah mengadakan Sarasehan dan Reuni “KASIH BUN” memperingati “HARI IBU KE 96″ dengan Tema” Perempuan menyapa Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045″, mengundang Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sleman-DIY untuk memberikan inspirasi dalam edukasi kemanfaatan air hujan yang selama ini disia-siakan bahkan difitnah bahwa air hujan kotor, air hujan penyebab bencana baik banjir, tanah longsor dan lain-lain nya.
Sri Wahyuningsih, S.Ag menyampaikan bahwa unsur air tidak pernah di bahas dalam Kesehatan, dan Alhamdulillah Sekolah Air Hujan terpilih salah satu praktek terbaik secara nasional di STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) Award 2024 dalam perilaku praktik pengelolaan air bersih dengan air hujan hingga ditabung dengan sadar mengembalikan ke dalam tanah.
Syarat SOP (Standart Operasional Prosedur) dengan konsep 5M Air Hujan (menampung, mengolah, minum, menabung, mandiri). Hal ini menjadikan perempuan sebagai peran penting dalam keluarganya itu menjadi Ibu Tangguh yang sehat dengan “NGOMBE BANYU UDAN BEN ORA EDAN” taglen nya Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sleman-DIY.
Dalam QS. Al Furqon ; 48 “Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan). Kami turunkan dari langit air yang sangat suci.”
Perempuan sebagai peran penting sebagai guru bukan orang tua saja di dalam keluarga yang cerdas dan sehat dalam mengajarkan Karakter l, kemandirian dalam kehidupan ini.
Tidak mudah bukan berarti tidak mungkin. Harapan kita semua untuk 2045 terwujud menjadi Indonesia Emas yang tangguh, sehat, mandiri, kreatif, dan empati dengan peran air hujan sebagai sumber kehidupan yang ada di Bumi.
Buntalan, Klaten Tengah
Ahad, 28 Desember 2024
[***]