KedaiPena.Com – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Fikri Faqih menilai tantangan utama pemerintah di Hari Guru Nasional adalah memercepat penyelesaian program Sertifikasi Guru.
Sebab, Fikri menegaskan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru adalah dengan adanya sertifikasi.
“Dengan adanya sertifikasi tersebut, berarti secara kualitas, tenaga pengajar kita memiliki perbaikan. Karena syarat terpenting dari sertifikasi adalah lulus S1 atau D4 dan berstatus guru tetap,†jelas Fikri di Tegal, ditulis Minggu (27/11).
Diketahui, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008, mengamanatkan bahwa pemerintah wajib menyelesaikan program Sertifikasi Guru paling lambat 10 tahun setelah diundangkan, yaitu pada tahun 2015.
Menurut data yang dimiliki kemendikbud tahun 2015, guru di Indonesia sebanyak 3.015.315 orang. Dari 3 juta guru tersebut, guru yang sudah berstatus PNS dan Guru Tetap Yayasan (GTY) ada sebanyak 2.294.191, sedangkan jumlah guru yang tidak bisa disertifikasi karena berstatus sebagai guru tidak tetap ada sebanyak 721.124 orang.
Dari 2 juta guru yang berstatus sebagai PNS dan GTY itu, yang diangkat dari setelah tahun 2015, sebanyak 547.154 guru yang telah disertifikasi lewat program Pendidikan Profesi Guru (PPG), dimana biayanya ditanggung oleh guru pribadi itu sendiri atau oleh program afirmasi dari pemerintah.
“Tantangan inilah yang harus dikejar oleh pemerintah, khususnya Kemendikbud bersama dengan Kemenkeu. Karena antara dua kementerian tersebut harus memiliki data yang sinkron, mengenai jumlah guru, baik yang belum maupun sudah bersertifikasi. Apalagi dana Tunjangan Profesi Guru tahun 2016 ini naik menjadi 80 triliun, dari 77 triliun di tahun 2015. Itu tentu bukanlah angka yang sedikit,†jelas Fikri.
Oleh karena itu, Fikri berharap pemerintah perlu memprioritaskan proses penyelesaian sertifikasi ini, khususnya guru-guru yang berada di daerah 3 T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Mengingat APBD di daerah tersebut, nilai Fikri, sudah cukup berat untuk membayar gaji ratusan guru honorer di masing-masing daerah ini.
“Jika sudah diangkat berstatus PNS dan berserttifikasi, maka gaji mereka akan diambil dari APBN. Tentu, ini akan membantu keuangan daerah, sehingga anggaran lebih bisa difokuskan untuk sektor lain di bidang pendidikan, misalnya membangun lab, memperbaiki gedung, perpustakaan, dan sebagainya,†jelas Legislator PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX ini.
Fikri berharap dengan adanya perbaikan kesejahteraan dan kualitas guru ini, maka akan berbanding lurus dengan perbaikan Sumber Daya Manusia (SDM) ke depan. Termasuk memperbaiki Indeks Minat Baca Indonesia, yang menurut data UNESCO tahun 2012, menempati peringkat kedua terbawah setelah negara Botswana di urutan 61
“Ini tantangan kita bersama. Seluruh elemen masyarakat bersama dengan pemerintah. Tidak ada jalan lain, jika Indonesia ingin maju dan bersaing di dunia internasional, harus perbaiki pendidikannya. Jangan sampai kita menjadi kuli di negeri sendiri,†tegas Fikri.
Laporan: Reddy Tendean