Megawati- Surya Paloh | Foto: Istimewa
KedaiPena.Com – Sikap dingin Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang membuang muka dan tak menyalami Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam acara pelantikan anggota DPR beberapa waktu lalu mendapatkan sorotan dari sejumlah pihak.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai peristiwa tersebut telah membuktikan bahwa adanya persaingan pengaruh di internal koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin menguat.
“Ini persaingan pengaruh di internal kubu Jokowi. Karena bagaimanapun Megawati merasa sebagai tokoh sentral, lalu Surya Paloh juga merasa sebagai tokoh sentral. Menurut hemat saya, bahasa tubuh yang dilakukan Megawati bisa jadi mencerminkan daripada persaingan itu,” kata Ujang kepada wartawan, Kamis (3/9/2019).
Selain itu, kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini Megawati sebagai veto player di partai pemenang pemilu merasa paling berjasa terhadap kemenangan kadernya Jokowi sebagai presiden. Pun demikian dengan Surya Paloh.
“Megawati sebagai partai pemenang pemilu, dan Surya Paloh juga merasa orang yang paling berjasa terhadap Jokowi. Ini sebenarnya yang menjadi pintu persaingan diantara kedua tokoh itu,” ujarnya.
Namun demikian, menurut Ujang, wajar persaingan antara kedua tokoh nasional tersebut. Pasalnya, dua partai yang dipimpin Megawati dan Surya Paloh mendapat suara yang signifikan dalam Pemilu 2019.
“Karena hanya ada dua partai yang suaranya bertambah sangat signifikan. Yang pertama itu Nasdem, walaupun dia empat besar, kenaikan suaranya paling tinggi, 130% lebih. Di saat yang sama, PDI-P juga naik suaranya menjadi 128 kursi, yang sebelumnya 109 kursi,” beber Ujang.
Dengan kondisi demikian, Ujang memprediksi, posisi Jaksa Agung tidak akan kembali diisi oleh orang dari Partai Nasdem. Posisi Jaksa Agung akan diambil oleh PDIP.
“Kalau menurut saya tidak, pasti akan dapat menteri. Cuma persoalannya belum tentu dapat Jaksa Agung gitu loh. Sekarang yang sedang di-by pass oleh PDIP bagaimana Nasdem tidak dapat Jaksa Agung,” ujar Ujang.
Ujang menambahkan, untuk posisi menteri sendiri Nasdem dipastikan akan tetap mendapatkan bagian. Hal itu lantaran sudah menjadi janji dari Presiden Jokowi untuk koalisi partai pendukung.
“Karena sekarang kan ingin bagaimana mereka, partai-partai di luar Nasdem itu, kursi jaksa itu tidak di Nasdem, gitu loh. Itu sebenarnya yang PDIP berusaha jegal, kira-kira,” tegas Ujang.
Sedangkan untuk di parlemen, Ujang menambahkan, Nasdem masih akan tetap mendukung Jokowi. Meskipun dukungan ini berbeda dari periode sebelumnya.
“Persaingan koalisi internal partai itu, gitu loh, persaingan pengaruh. Karena kan pasca pilpres, mendekatnya Gerindra ini kan peta politik jadi berubah. Nah ini sebenarnya yang membuat peta kekuatan, ketika misalnya nanti Gerindra dekat dengan PDIP, artinya Nasdem harus mencari koalisi dengan yang lain untuk membangun kekuatan yang lain,” tandas Ujang.
Diketahui, dalam video yang beredar di media sosial, Rabu (2/10), terlihat Megawati berjalan di area VIP di dalam Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Selasa (1/10). Megawati tampak sedang berjalan melewati tempat duduk sejumlah tokoh. Orang pertama yang dia lewati adalah Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam video tersebut, Megawati tampak sedang berjalan melewati tempat duduk sejumlah tokoh. Orang pertama yang dia lewati adalah Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
AHY tampak menangkupkan tangannya ke arah Megawati. Di samping AHY ada politikus Golkar Rizal Mallarangeng, yang kemudian mengulurkan tangan kepada Megawati untuk bersalaman. Megawati pun menyalami Rizal.
Melihat itu, AHY tampak ingin mengulurkan tangan untuk ikut bersalaman, tetapi Megawati sudah berjalan berlalu dari depannya.
Sementara, Megawati menoleh ke arah lain sambil berjalan melewati Surya Paloh yang memilih untuk duduk. Kemudian, Megawati menyalami Wapres Terpilih KH Ma’ruf Amin lalu Ketum PPP Suharso Monoarfa.
Seperti diketahui, hubungan Megawati dan Surya Paloh sempat retak beberapa waktu lalu. Pasalnya, Surya Paloh mengundang tiga ketum parpol koalisi Jokowi di kantor NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat.
Selang beberapa hari, giliran Megawati mengundang Ketum Gerindra Gerindra Prabowo Subianto ke rumahnya di Teuku Umar, Jakarta Pusat. Pada hari yang sama, Surya Paloh menerima kedatangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke kantornya.
Laporan: Muhammad Lutfi