KedaiPena.Com – Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan menyampaikan pandangannya atas posisi Indonesia di tengah konflik perang dagang Amerikat Serikat (AS) dan Cina saat ini.
Heri, begitu ia disapa, menjabarkan bahwa awal mula terjadinya perang dagang AS-Cina adalah buntut dari kebijakan AS yang makin protektif. Lebih-lebih defisit perdagangan AS atas Cina terus meningkat.
“Jika kita lihatnya ujungnya, AS menerapkan tarif perdagangan senilai US$ 60 miliar bagi seluruh barang Cina yang masuk ke negaranya. Cina kemudian membalasnya dengan menerapkan tarif sebesar US$ 3 miliar atas impor baja dan aluminium asal AS,” ujar Heri kepada KedaiPena.Com, Rabu (28/3/2018).
“Cina juga akan menerapkan tarif tambahan 15 persen terhadap produk AS termasuk buah kering, anggur dan pipa baja serta tambahan 25 persen untuk produk daging babi dan aluminium daur ulang,” sambung Heri.
Dengan kondisi demikian, Heri menekankan, bahwa perang dagang tersebut tentunya bisa menggangu kinerja perdagangan Indonesia. Sebab, Indonesia akan kesulitan melakukan ekspor.
Lebih jauh, kata Heri, baik AS dan Cina bisa saja mengalihkan produknya ke negara lain termasuk Indonesia dengan harga yang murah. Barang-barang yang bisa menyerbu pasar domestik kita antara lain baja, buah-buahan, dan kedelai.
“Jika itu sampai terjadi, maka siap-siaplah kita kebanjiran impor. Lebih-lebih pemerintah sekarang ini lagi demam impor. Apa-apa diimpor. Bahkan, cangkul pun diimpor,” tandas Heri.
Laporan: Muhammad Hafidh