KedaiPena.Com- Eks kader Partai Demokrat Darmizal menyesal, pernah memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar terpilih pada Kongres Partai Demokrat tahun 2015 lalu.
Darmizal sendiri merupakan satu dari eks kader yang berada dibalik terselenggaranya Kongres Luar Biasa (KLB) yang menetapkan nama Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum.
“Sesungguhnya ini adalah salah satu kesalahan fatal saya, dan saya harus bertanggung jawab kepada seluruh kader dan kelak dihadapan Allah SWT. Ini yang paling mengerikan, mungkin azab yang akan datang ke saya nanti,” kata dia dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Selasa, (9/3/2021).
Darmizal mengatakan, penyesalan tersebut terjadi di depan foruum dimulai pada tahun 2013. Saat itu, SBY sudah menyatakan bahwa dia hanya menjadi Ketua Umum sampai kongres 2015.
“Dalam arti kata, melanjutkan kepemimpinan ketua umum Anas Urbaningrum yang masih tersisa. Pikiran kami waktu itu, 2015 jika kemarin SBY jadi Presiden kemudian sebagai ketua umum belum full waktunya untuk memimpin partai,” tegas Darmizal.
“Maka 2015 beliau tidak lagi jadi presiden kami berkeyakinan akan bekerja sepenuhnya untuk memimpin kami agar partai ini naik lebih lagi dari capaian 2009 yang menghantar hampir 148 kader mendapat kursi di parlemen,” tambah dia.
Namun demikian, kata Darmizal, kegembiraan tidak berlangsung lama, lantaran pasca kongres 2015 ada perubahan atas struktur organisasi di luar kongres yaitu terbentuknya BPOKK.
“Digugat oleh kader-kader yang kemudian diperbaiki pada munas Partai Demokrat di NTB. Lantas kenapa saya menyesal? Adalah ketika saya ketahui bahwa PO 01 dibuat oleh SBY yang menurut saya sangat tidak pas,” tegas Darmizal.
Darmizal menekankan, jika hal tersebut sangat tidak baik dari sisi hukum lantaran partai menerbitkan satu PO yang tidak selayaknya untuk diterbitkan.
“Yaitu PO yang mewajibkan fraksi tingkat 1 provinsi, fraksi tingkat 2 kabupaten/kota, menyetor setiap bulan ke DPP Partai Demokrat. Menurut pikiran saya, secara hukum ini tidak baik. Namun sesuai moral, etika dalam berpolitik jauh lebih tidak baik lagi,” papar Darmizal.
Darmizal memandang, jika hal tersebut sangatlah buruk, terlebih dalam mengelola kader-kader. Sebab, semestinya seorang pemimpin itu harus menguatkan kawan-kawan yang ada di front guard.
“Agar mereka bekerja full power mendekati rakyat atau konstituen,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi