KedaiPena.Com – Dalam kacamata politik, serangkaian penyerangan kepada para tokoh agama merupakan gejala sebuah negara menuju kediktatoran.
Demikian dikatakan oleh pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun saat menanggapi serangkaian serangan yang terjadi kepada ulama-ulama, belakangan ini.
“Di dalam kacamata politik, kejadian semacam ini sering terjadi dalam negara diktator. Ketika kekuasaanya terancam maka akan menggunakan pola-pola untuk membuat takut publik atau termasuk para tokoh agama, untuk tidak mengeluarkan sikap kritis,” ujar Ubed panggilan akrabnya dalam perbincangan dengan KedaiPena.Com, Selasa (20/2/2018).
Ubed melanjutkan, bila hal tersebut benar sebagai sebuah bentuk ketakutan rezim, maka dapat disimpulkan bahwa demokrasi di Indonesia telah mengalami kemunduran. Padahal, saat ini Indonesia sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berdemokrasi.
“Kalau memang itu terjadi di era digital demokrasi seperti saat ini, maka hal tersebut dapat dinilai sebagai sebuah kemunduran. Padahal era digital kita sudah luar biasa tapi masih saja menggunakan cara konvesional dan pola-pola model kekuasan yang bertentangan dengan paham demokrasi. Kalau ini “by desain” sebaiknya dapat dihentikan dengan cepat dan tuntas oleh aparat keamanan,” beber Ubed.
Ubed menegaskan, penyelesaian kasus penyerangan ini sendiri ditentukan oleh seberapa serius aparat keamanan untuk menyelesaikan persoalan ini. Ubed menuturkan, jika hal ini tidak segera dihentikan, bukan tidak mungkin penyerangan kepada ulama dan pemuka agama lain akan terus terjadi.
“Namun, apabila aparat hukum menuntaskan secara detail apa yang sesungguhnya terjadi, maka kasus ini akan segera berakhir. Ini menjadi tantangan sendiri buat aparat hukum,” tandas Ubed.
Diketahui, pada Minggu (18/2/2018), KH Hakam Mubarok, pengasuh Pondok Pesantren Karangasem, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, tiba-tiba di serang orang tak dikenal. Pelaku penyerangan itu sendiri memiliki ganguan jiwa (orang gila).
Penyerangan kepada pengasuh Pondok Pesantren Karangasem ini sendiri semakin menambah daftar panjang kejadian-kejadian serangan yang menimpa ulama agama di Indonesia. Penyerangan yang terjadi kepada KH Hakam Mubarok juga memiliki motif sama yang menimpa ulama dan tokoh agama lainnya yaitu diserang oleh orang yang memiliki gangguan jiwa.
Laporan: Muhammad Hafidh