KedaiPena.Com – Pemerintah Kota Serang saat ini masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR). Cara tersebut dipilih lantaran tingkat penyebaran Covid-19 yang saat ini masih sangat tinggi.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang, Wasis Dewanto saat menyampaikan langkah yang diterapkan oleh Gubernur Banten Wahidin Halim.
“Untuk kota Serang sendiri karena saat ini kita ta’zim kepada Gubernur maka Wali Kota membuat pernyataan kembali menunda pembelajaran tatap muka demi keselamatan dan kesehatan peserta didik dan para guru serta orang tua,” ucap Wasis begitu dirinya disapa, Rabu (27/1/2021).
Akan tetapi, ia mengakui, jika masyarakat masih kerap terjebak dengan istilah daring bekenaan dengan kouta internet.
“Dan saat ini juga masyarakat sering terjebak dengan istilah daring berkenaan dengan kuota. Kita juga pelaksanaan belajar dari rumah itu berbeda, kita bisa luring. Karena kalau misalkan siswa di rumah dekat dengan rumah gurunya maka bisa belajar langsung secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan,” tambahnya.
Meski demikian, ia mengatakan, ada beberapa sekolah yang memberikan layanan konsultasi yang dapat dikatakan sebagai klinik belajar selama masa pandemi.
Sehingga siswa yang mengalami kesulitan pembelajaran dapat berkonsultasi dengan gurunya secara individual bukan secara klasikal dan tentunya menerapkan protokol kesehatan.
“Kemudian kebijakan lain disekolah, ada namanya layanan konsultasi atau disebut juga kelinik belajar. Nanti siswa dirumah yang susah boleh dilayani belajar secara individual, beda dengan klasikal karena itu kan harus dibatasi sampai 50 persen kapasitasnya, tetapi kalau individual ini sangat terbatas hanya perindividu saja,” katanya.
Ia memastikan, pihakmua perlu membantu penanganan para siswa dan guru dalam pembelajaran disituasi pandemi Covid-19, terutama para siswa yang mengalami kesulitan belajar secara daring.
“Akan tetapi dalam klinik belajar itu tidak menjadi kebijakan dari Dinas Pendidikan. tetapi itu hanya untuk membantu bagi siswa yang kesulitan belajar secara daring,” imbuhnya.
Saat di tanya terkait persentase keberhasilan pembelajaran daring, Wasis kesulitan untuk menjawabnya, karena menurutnya pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka saja masih terdapat kelemahan apalagi pembelajaran secara daring. Namun pihaknya terus berupaya untuk dapat terus melakukan dengan maksimal.
“Kita bandingkan berapa persentase orang tua yg mempu mendampingi anak belajar dari rumah? pasti kecil, atau berapa persen anak mampu belajar secara mandiri? pasti kecil juga, jadi tetap harus dibimbing oleh guru,” tuturnya.
Tidak hanya itu, dirinya mengaku di masa pandemi Covid-19 ini, pihaknya pernah melakukan survei atau membuat quisioner kepada orang tua siswa di kota Serang yang menghasilkan 95% orang tua mendukung tatap muka.
Maka dari hal tersebut, kata Wasis, dapat diartikan orang tua mengalami kesulitan dalam mendidik anaknya di rumah.
“Jadi dengan kesulitan-kesulitan itu keberhasilan belajar dapat diyakini jauh dari harapan. Tetapi kita tidak diam dengan kondisi pandemi, pun pelayanan masih terus kita lakukan,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi