KedaiPena.Com- Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK pekerja di sektor industri tekstil menjadi perhatian dalam beberapa waktu terakhir. Pasalnya, menurut catatan dari Badan Pusat Statistik atau BPS PHK pekerja disektor tekstil tersebut mencapai 50 ribu pada periode Agustus 2022.
Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Najib Qodratullah berharap agar pemerintah dapat mencari solusi atas persoalan PHK di sektor industri tekstil ini. Najib sapaanya meminta, pemerintah mencari solusi bilamana penyebab PHK lantaran turunnya ekspor.
“Saya tentu berharap pemerintah mencari solusi bilamana memang ini disebabkan ekspor menurun akibat dari krisis global. Tentu harus dicarikan bagaimana supaya (produk tekstil) diserap oleh pasar domestik kita,” kata Najib di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa,(8/11/2022).
Najib menegaskan, pemerintah juga dapat mencari cara agar produk tekstil dalam negeri dapat bersaing dengan barang impor. Najib menerangkan, di tengah situasi seperti saat ini perlu ada insentif dan disinsenti atau pengenaan pajak restribusi tinggi.
“Bagaimana supaya tektil kita ini bisa bersaing dengan produk impor nah ini perlu ada insentif disatu sisi dan ada juga disinsentif disisi yang lain (untuk produk impor),” beber Politikus Partai Amanat Nasional atau PAN ini.
Najib menekankan, agar pemerintah dapat segera mengkaji cara tersebut. Najib mengungkapkan bahwa hal itu perlu dilakukan guna mencegah masuknya krisis global ke tanah air dan kembali terjadinya PHK.
“Perlu dikaji lebih lanjut yang jelas bahwa kepentinganya adalah menghadapi krisis global tidak berlanjut masuk ke negeri kita kemudian tidak terjadinya lagi pemutusan hubungan para tenaga (buruh) kita yang lain,” pungkas Najib.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartaryon
mengungkap alasan munculnya ancaman pemutusan hubungan kerja atau PHK Indonesia.
Menurutnya, hal itu lantaran perlambatan ekonomi yang terjadi pada mitra dagang Indonesia, sehingga permintaan ekspor pun berkurang.
“Persoalannya industri padat karya (tekstil) ini terpengaruh demand yang menurun secara global di AS dan Eropa,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).
Laporan: Tim Kedai Pena