KedaiPena.Com – Konflik yang berujung kerusuhan terjadi antara aparat dengan masyarakat Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Ini terjadi lantaran 1.683 KK masyarakat korban erupsi Gunung Sinabung menolak direlokasi
“Berdasarkan laporan Polres Karo, Pada hari Jumat (29/7) di lahan Relokasi Mandiri Tahap- II Desa Lingga Kec. Simpang Empat Kab. Karo telah terjadi pengerusakan dan pembakaran alat berat Excavator Merek Hitachi dan tenda Pos Polisi yang dibangun untuk mengantisipasi bentrok antara pengembang, masyarakat pengungsi Desa Gurukinayan, Desa Berastepu kontra masyarakat Desa Lingga yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lingga,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPBÂ dalam keterangannya kepada KedaiPena.Com, Sabtu (30/7).
Masih kata dia, pukul 12.30 WIB pelaksanaaan pembongkaran pagar oleh pihak pengembang menggunakan 1 unit alat berat dengan panjang lebih kurang 150 meter dan lebar 4 meter yang dipandu oleh Verawenta br Surbakti (pengembang).
Adapun pagar yang dibongkar tersebut adalah pagar yang sebelumnya dipasang oleh masyarakat Desa Lingga yang mengklaim bahwa lahan itu adalah jalan pemotongan menuju Desa Lingga. Pukul 14.20 wib kegiatan pembongkaran pagar selesai situasi aman dan kondusif. Pukul 14.30 wib datang ke Pos Polisi Sekdes Lingga An.Lotta Sinulingga memprotes tindakan yang dilakukan oleh pengembang dan dibiarkan polisi.
Pukul 14.45 wib oleh masyarakat Desa Lingga lebih kurang 150 orang terdiri dari ibu-ibu dan laki-laki dewasa melakukan pemblokiran jalan umum, tepatnya di depan tenda Pos Polisi yang mengakibatkan jalan Kabanjahe Simpang Empat macet total. Pukul 15.30 wib massa membuka jalan dan bersama sama menuju ke lokasi pagar yang sudah dibongkar dan berencana akan melakukan pemagaran kembali.
Pukul 17.30 wib datang ibu-ibu sekitar 70 ke tenda Pengamanan Polisi yang ada di lokasi dan menanyakan kepada petugas Polri yang ada di tenda tentang pelaku pembongkaran pagar yan mereka buat.
“Karena tak mendapat jawaban memuaskan, mereka komplain dan melaporkannya ke kaum bapak bapak. Pukul 18.00 wib datang masyarakat berkisar 400 orang dari arah lokasi pemagaran menuju ke arah tenda Pos Polisi. Pada saat personil meminta bantuan, masyarakat membakar tenda Pos Polisi dan eskapator/beko merek Hitachi warna kuning hingga mengakibatkan terbakar berkisar 50 persen,” klaim Sutopo.
Pada saat personil bantuan tiba di TKP beko dan tenda Polisi tlh terbakar sehingga diminta bantuan ke Pemadam kebakaran utk memadamkannya.
Pada saat petugas Polres Tanah Karo tiba di TKP, dilakukan penangkapan terhadap lima orang masing-masing Eddi Sitepu, James Sinulingga, Nahason Sinuraya, Modal Sinulingga, Sugiarto Meliala. Saat ini kelima orang tersebut dilakukan Pemeriksaan di ruang Sat Reskrim Polres Tanah Karo.
Berhubung karena ada masyarakat yang ditangkap pada pukul 20.20 wib datang masyarakat desa Lingga ke kantor Polres Tanah Karo berkisar 200 orang dan langsung melempari Polres dengan batu. Kemudian dibalas dengan tembakan peringatan dan gas air mata,” imbuh Sutopo.
Setelah massa bubar, diketahui ada yang meninggal dunia umur berkisar 40 tahun dan sedang diidentifikasi. Jumlah personil yang ‘standby’ di Polres sebanyak berkisar 200 orang gabungan dengan polsek sekitar.
“Masyarakat desa Lingga keberatan atas pembongkaran pagar yang dilakukan oleh pihak pengembang dikarenakan lokasi tersebut adalah jalan pemotongan menuju desa Lingga. Karena ada masyarakat desa Lingga yang diamankan di Polres Tanah Karo, maka mereka melakukan penyerangan ke Polres Tanah Karo. Suasana terakhir keadaan sudah dapat dikendalikan dan kondusif dengan polisi tetap siaga,” ujar dia.
(Prw)