KedaiPena.Com – Para penyandang gangguan jiwa berusia remaja dan dewasa yang dibina di Panti Bina Laras Cengkareng Jakarta Barat disambangi dan dihibur juru cerita dari Tim Dongeng Literasi Jaringan Anak Nasional (Tidolit JARANAN), pada Kamis (7/11/2019).
Kegiatan itu merupakan salah satu rangkaian memperingati Hari Korpri 2019 yang jatuh setiap tanggal 29 November. Pada peringatan itu Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Sudin Pusip) Jakarta Barat dan Jaringan Anak Nasional (JARANAN) berpartisipasi dalam bakti sosial yang bersifat edutainment melalui kegiatan bercerita yang merangsang daya ingat, daya nalar, daya imajinasi dan daya refleksi diri di hadapan para penghuni Panti Bina Laras.
“Acara ini merupakan kegiatan Korpri Pusat yang berulang tahun di bulan ini. Sudin Pusip Jakbar bersama JARANAN berpartisipasi memeriahkan kegiatan bakti sosial HUT Korpri tahun ini melalui kegiatan mendongeng di Panti Bina Laras Cengkareng,” jelas Kepala Seksi Perpustakaan Sudin Pusip Jakbar Siti Sarah.
Sementara Direktur Eksekutif JARANAN Nanang Djamaludin menyebutkan bahwa para penghuni Panti Bina Laras Cengkareng Jakbar sesungguhnya adalah warga negara yang sama seperti masyarakat lainnya. Mereka pun butuh hiburan, butuh dihargai, butuh interaksi positif, butuh inspirasi lewat persentuhan dengan masyarakat lain di luar panti, dan butuh didengar ceritanya. Serta butuh penangkapan dan penyaluran atas segenap potensi diri yang terdapat pada diri mereka.
“Pendekatan edutainment melalui dongeng interaktif kepada para penghuni panti yang didiagnosis menyandang gangguan jiwa merupakan salah satu cara yang bisa kita lakukan dan kembangkan untuk merangsang kembali daya ingat, daya nalar, daya ungkap, dan membangkitkan sisi-sisi kepribadian mereka yang paling otentik sebagai makhluk sosial yang bermasa depan,” jelas pegiat literasi progresif yang juga konsultan keayahbundaan dan perlindungan anak itu.
Jika pendekatan tersebut dapat dilakukan kontinyu lewat cara yang menyenangkan dan “mewongke” terhadap mereka, lanjut Nanang, maka akan mampu mengaktivasi kembali potensi-potensi positif yang selama ini terpendam pada diri mereka. Dan membantu merangsang aktualnya orientasi-orientasi terbaik bagi langkah-langkah kehidupan mereka berikutnya.
Fabel Pesta Ultah Monyet
Pada kegiatan di Panti Bina Laras Cengkareng yang berpenghuni sekitar 800 orang itu, Juru cerita Tidolit JARANAN yang diturunkan adalah Kak Yono. Ditemani sekurangnya enam boneka karakter hewan yang dibawanya, Kak Yono membawakan cerita Fabel tentang Pesta Ulang Tahun Monyet.
Sebelum masuk ke cerita, Kak Yono membangun keakraban melalui ice breaking bersama penghuni panti yang menyaksikan aksinya. Ia memancing interaksi lewat penyataan dan pertanyaan mengenai kegiatan umumnya orang sehari-hari, seperti tidur, bangun tidur, lalu mandi, sholat subuh, makan dan lain-lain.
Ketika Kak Yono bertanya kepada para penghuni tentang doa sebelum tidur, doa bangun tidur, doa sebelum makan, rukun islam dan lain-lain, ternyata mereka rata-rata hapal dan fasih menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Saat Kak Yono mulai bercerita fabel
Pesta Ultah Monyet, para penghuni panti itu menyimak dengan seksama. Dikisahkan seekor monyet akan berulang tahun di hutan. Ia mengundang semua binatang kecuali gajah.
Tidak diundangnya gajah lantaran monyet khawatir si gajah akan menyantap habis seluruh makanan di pesta Ultahnya itu.
Begitu pesta itu berlangsung, semua binatang diwajibkan membakar petasan dan kembang api yang bisa meledak di udara. Sementara di tempat lain, gajah amat bersedih tidak diundang di pesta itu ketika justru binatang lain bersuka-cita merayakan ultah monyet dengan membakar petasan dan kembang api.
Pas giliran si monyet yang membakar petasan, saking gembiranya ia membakar petasan sambil melompat-lompat. Tanpa diduganya ternyata petasan itu menyambar dan membakar rumah si monyet hingga berkobar-kobar.
Menyadari rumahnya dilalap si jago merah, ia pun meminta tolong teman-temannya yang hadir untuk memadamkan api. Ternyata tak satu pun temannya yang berani memadamkan api yang terus berkobar itu. Mereka malah lari tunggang langgang entah kemana.
Dari kejauhan gajah melihat kebakaran itu dan mendengar monyet berteriak-teriak minta tolong. Dengan refleks gajah pergi ke sungai dan menyimpan air sebanyak-banyaknya di belalainya yang besar.
Kemudian ia bergegas menuju rumah monyet dan menyemburkan air dari belalainya. Lalu padanlah kebakaran itu seketika.
Kepada gajah si monyet meminta maaf atas kesalahannya. Ia pun berterimakasih sebesar-besarnya, mengingat atas pertolongan gajah lah kebakaran itu bisa dipadamkan ketika justru teman-teman yang diundang ke pesta ultahnya malah kabur meninggalkannya. Dan itu akibat kesalahan fatal monyet yang melakukan penilaian buruk hanya berdasarkan penampilan saja.
Di sesi tanya jawab, ketika Kak Yono bertanya tentang binatang apa saja yang muncul dalam ceritanya, banyak penghuni panti yang antusias menjawab
dengan cara menunjuk tangan. Ternyata banyak yang menjawab dengan tepat dan benar, lalu diberi hadiah oleh Kak Yono.
Ketika ditanya bagaimana cara gajah memadamkan api, mereka pun antusias unik menjawabnya. Malah ada yang menjawab runut persis sebagaimana diceritakan Kak Yono.
Laporan: Muhammad Lutfi