KedaiPena.Com – Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengatakan, jika pemerintah pusat telah menyiapkan tiga paket obat untuk masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19. WH begitu ia disapa mengatakan, obat tersebut ditargetkan untuk masyarakat kurang mampu di daerah perdesaan.
Demikian hal itu di ungkap oleh WH dalam Rapat Kelangkaan Obat dan Oksigen di Provinsi Banten yang digelar di Pendopo Kabupaten Tangerang, Senin (12/7/2021).
“Pemberian obat harus didampingi oleh Babinsa, perawat atau bidan desa. Panglima TNI juga perintahkan Babinsa untuk memberikan bantuan beras bagi masyarakat kurang mampu yang sedang melakukan isolasi mandiri,” ucap WH dalam keterangan tertulisnya, Selasa, (13/7/2021).
WH mengakui, untuk masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri perlu adanya bimbingan atau pendampingan. Sehingga tidak terjadi panic buying pada obat-obatan dan oksigen medis.
“Diperlukannya penambahan rumah atau tempat untuk melakukan isolasi mandiri yang memenuhi syara dan serta ruang untuk anak yang terkonfirmasi Covid-19,” tegas WH.
WH juga menuturkan, saat ini Pemprov Banten telah mendapatkan bantuan isi ulang gratis oksigen sebanyak 300 tabung dari PT Krakatau Steel Persero.
Pemprov Banten, kata WH, juga mendapat 300 tabung dari PT Samator Gas.
“Bantuan isi ulang mobile sebesar 500 metrik kilogram dari PT Linde Indonesia,” tegas WH.
Dalam kesempatan itu, WH berharap, agar apara petugas di lapangan untuk lebih menggiatkan penyuluhan kepada masyarakat untuk lebih sadar dan disiplin terhadap penerapan protokol kesehatan.
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Tinggi Banten Asep Nana Mulyana mengatakan, saat ini pihaknya tengah berkonsentrasi terhadap ketersediaan obat, oksigen dan tingkat keterisian atau Bed Occupancy Rate/BOR di rumah sakit.
“Sesuai perintah Jaksa Agung, kami memantau ketersedian obat yang langka dan mahal. Obat-obatan anti virus, harganya juga melambung tinggi,” ujarnya.
“Ini kami dalami apakah karena permintaan meningkat atau penimbunan? Atau karena distribusinya akibat penyekatan. Obat-obatan yang dianggap untuk pengobatan Covid-19 cenderung melonjak,” sambungnya.
Sedangkan terkait oksigen, Kajati Banten mengungkapkan, adanya ketidakseimbangan jumlah tabung oksigen dalam proses isi ulang dan proses distribusinya.
Dikatakan, ketersediaan oksigen untuk kebutuhan Provinsi Banten yang hampir mencapai tiga (3) juta metrik ton mencukupi dan beroperasi 24 jam. Namun yang perlu dipikirkan adalah pos-pos pengisian ulang untuk memperpendek distribusi.
Laporan: Muhammad Lutfi