KedaiPena.Com – Bersepeda menjadi olahraga yang digemari masyarakat, terutama saat memasuki masa pandemi. Namun banyak yang tidak mengetahui bahwa bersepeda harus memperhatikan faktor ‘safety riding‘.
Member dari komunitas sepeda Federalis Sekitar Pamulang (Fespa), Gabriel Toar mengatakan, secara umum safety riding merupakan pola perilaku aman dan nyaman dalam berkendara.
“Ada beberapa perlengkapan safety riding sepeda dasar. Seperti, helm, sarung tangan, sepatu, lampu depan belakang dan reflektor,” kata dia dalam HUT Fespa ke-1 di Ciputat, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.
Perlengkapan ini menjadi penting untuk melindungi pengendara saat bersepeda di jalan raya.
Ia juga menjelaskan beberapa tips yang harus dilakukan sebelum bersepeda. Pertama, pastikan ban dan rem dalam keadaan baik. Jika tidak layak, maka segera perbarui ban dan rem tersebut.
“Selanjutnya, siapkan alat penerangan atau penanda diri seperti senter dan reflektor. Hal ini wajib, apalagi jika berkendara malam hari,” lanjut dia.
Toar, sapaannya menambahkan, pesepeda juga harus menjaga jarak dengan kendaraan lain dan fokus perhatikan kendaraan sekitar.
“Jangan hanya lihat depan anda, tapi juga lihat kiri kanan. Gunakan aba-aba kepada pengendara lain jika ingin belok atau berhenti,” Toar mengingatkan.
Ia pun mengimbau para pesepeda untuk tidak melakukan kesalahan dalam berkendara. Semisal mengendarai sepeda dengan kecepatan melampaui batas, mengerem mendadak di depan mobil atau pengendara lain.
“Jangan juga lakukan, berbelok tidak memperlambat laju, bersepeda tidak pada tempatnya seperti trotor dan lain-lain,” tandas dia.
Formasi Umum Bersepeda
Jika anda melakukan perjalanan sepeda berkelompok, penting untuk memperhatikan formasi. Ada yang satu atau dua baris lurus. Tentunya dengan tidak mengganggu pengguna lalu lintas lainnya.
Ada beberapa komponen yang patut diperhitungkan. Pertama adanya ‘marshall‘. Tugasnya membuka dan menutup jalan. Kemudian ada ‘sweeper‘ yang bertugas menyapu, mengatur peserta, memantau yang tertinggal. Lalu ada juga ‘road captain‘ (RC) yang memimpin peserta perjalanan.
“RC juga menentukan formasi kecepatan rombongan, memeriksa kelengkapan fisik peserta, membantu menentukan ‘rest point‘. RC juga menjaga keamanan perjalanan, memberi instruksi ke anggota dan mengeluarkan isyarat tangan,” Toar memaparkan.
Untuk alasan keamanan, RC juga bisa mengubah rencana perjalanan. Tentu dengan mendengar masukan dari ‘marshall‘, sweeper dan lainnya.
“Selain itu ada peserta. Tugasnya mengikuti arahan ‘marshall‘ dan ‘road captain‘. Lalu ada medis yang membantu kesehatan atau memberi bantuan kepada yang celaka. Tak lupa, ada mekanik yang membantu peserta jika terkendala teknis,” pungkas Toar.
Laporan: Sulistyawan