KedaiPena.Com– Kemajuan zaman yang sangat pesat seperti saat ini mungkin tanpa kita sadari sudah merubah pola-pola kebiasaan lama contohnya cara berinteraksi. Seperti cara, menjual barang/jasa, atau bahkan mendapatkan uang yang dulu nya kita harus ke kantor dari pagi hingga sore hari.
Bahkan manfaat media sosial pun ternyata saat ini dipergunakan juga oleh para perusahaan untuk mengetahui karakter calon pekerja yang akan di terimanya.
Saat in para ahli atau profesional ada juga yang menunjukkan keterampilan mereka di media sosial seperti pengusaha, pebisnis, dokter, psikolog dan berbagai bidang lainnya. Namun demikian berkembang pesatnya dunia maya saat ini tak dibarengi dengan etika.
“Etika: adalah sebuah aturan yang tidak tertulis namun lebih mengedepankan nilai-nilai kesopanan sesuai dengan aturan yang berlaku menurut budaya. Hal ini yang memang sulit di terapkan di Dunia maya karena tidak kita ketahui dari mana saja orang-orang tersebut dalam obrolan di kolom chat sebuah konten misalnya. Tapi perlu di ingat bawa kita adalah bangsa Indonesia yang terkenal akan keramah-tamahannya jadi tidak ada salahnya untuk terus berbicara dan berkomentar yang baik-baik saja, boleh kritis tapi ada etikanya,” ujar Anggota Komisi 1 DPR RI Imran Amin dalam kegiatan NGOBRAS (Ngobrol Bareng Legislator), Jumat,(15/4/2022).
Sementara itu, Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika memastikan, pemerintah saat ini bukan hanya sebagai regulator atau pembuat kebijakan saja.
Namun, kata dia, fungsi pemerintah semakin meluas dengan menjadi fasilitator hingga katalisator untuk mendukung ekosistem percepatan transformasi digital tersebut.
“Kominfo berperan sebagai regulator, fasilitator, dan akselerator di bidang digital Indonesia. Dalam rangka rangka mewujudkan ini, Kementerian Kominfo bersama Siberkreasi serta mitra dan jejaringnya hadir untuk memberikan perhatian literasi digital yang menjadi kemampuan digital tingkat dasar bagi seluruh lapisan masyarat Indonesia. Berbagai pelatihan literasi digital yang kami berikan berbasis 4 pilar utama yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital.” Imbuhnya.
Ia pun mengkaui, dunia kerja saat ini, sudah banyak HRD yang memanfaatkan aplikasi sosial media sebagai tolak ukur/ first impressions dari yang ingin di interview/pelamar sebelum orang tersebut dipanggil.
“Jadi balik lagi ke diri kita apa yan penting dan tidak, apa dampaknya ketika kita memilih apa yang akan kita tampilkan di akun kita, kita harus bisa mengelola dengan baik media sosial sendiri dengan hati-hati, karena dengan cara itulah satu diantara kita bisa membangun citra positif,” tandas dia.
Untuk bisa mendapatkan Informasi mengenai Kegiatan Obral Obrol liTerasi Digital dan kegiatan lainnya, dapat dilihat di info.literasidigital.id atau follow media sosial @siberkreasi.
Laporan: Muhammad Hafidh