KedaiPena.Com – Achyar Al Rasyid, Ketua Umum Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Jawa Barat (BADKO HMI Jawa Barat) memberikan respon soal dilantiknya Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia dan Marsekal TNI Yuyu Sutisna sebagai Kepala Staff Angkatan Udara (KSAU).
Dia menilai terpilihnya Jenderal Moeldoko sebagai KSP karena mempertimbangkan kiprah Panglima TNI 2013-2015 tersebut. Bukan hanya itu, Moeldoko merupakan peraih Adhi Makayasa 81. Ditambah pencapaian akademik Moeldoko yang memiliki gelar doktoral dalam dunia pendidikan di FISIP Universitas Indonesia.
“Harapan Presiden tentunya kemampuan kerja terstruktur, penuh perhitungan, serta mengutamakan ketepatan ala Tentara Nasional Indonesia (TNI) digabungkan dengan ‘basic’ dan landasan kerangka kerja akademik menjadikan kemampuan beliau dibutuhkan di KSP,” ujar dia dalam keterangan kepada Kedaipena.com, Senin (22/1/2018).
Terlebih lagi, lanjut dia, Jenderal Moeldoko merupakan orang yang visioner dan pekerja keras. Diharapkan, sisa 1,5 tahun Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla dapat terbantu, dan bisa mengejar capaian-capaian Nawacita.
Hanya, pesan dia, yang perlu dijadikan batasan oleh Presiden Jokowi adalah, KSP harus tetap bekerja sesuai rel dan professionalisme.
“Terlebih ini mendekati tahun politik 2019, Presiden Jokowi perlu menjaga performa KSP agar tetap fokus menjalankan dan mengawal agenda-agenda kepresidenan sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan, bukan sebagai person Jokowi agar Pemerintah berjalan normal dan baik,” imbuh dia.
Sementara itu, menurut dia, terpilihnya Marsekal Yuyu Sutisna, Achyar Al Rasyid sebagai KSAU baru merupakan suatu kebanggaan. Hal itu dikarenakan Yuyu merupakan orang asli Jawa Barat.
“Sehingga ini semangat silih asah, asih, asuh, silih wawangikeun Jawa Barat dengan amanah baru yang diemban oleh Bapak Marsekal Yuyu Sutisna perlu sama-sama dijaga dengan baik,” beber dia.
Kendati demikian, dia berharap, agar Marsekal Yuyu Sutisna dapat mengemban amanah dengan baik sebagai KSAU yang baru, bekerja professional.
“Hindari godaan kepentingan politik, mewujudkan TNI AU yang berwibawa, dan disegani dunia Internasional,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh