KedaiPena.Com – Penggiat Pariwisata Taufan Rahmadi menilai munculnya para model berpenampilan vulgar di Jember Fashion Carnaval (JFC) menunjukan bahwa kegiatan tersebut telah kehilangan identitas budaya Indonesia.
“Pagelaran busana sedianya harus tetap memperhatikan norma-norma budaya yang ada di masyarakat yang dalam hal ini di tempat kegiatan berlangsung yakni Jember. Ini tentu menjadi keprihatinan kita bersama,” ujar Taufan kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Taufan menjelaskan munculnya para model-model yang bernampilan vulgar juga menandakan bahwa pihak penyelenggara tidak memahami identitas budaya asli Indonesia.
“Harusnya benar-benar memahami identitas budaya asli kita sebagai bangsa Indonesia. Ini tidak boleh luntur dan harus tetap dijaga apa yang menjadi budaya asli kita, untuk tidak sirna,” papar Taufan.
Dengan kondisi demikian, Taufan meminta, agar dilakukanya evaluasi kepada Kementerian Pariwisata beserta event organizer lantaran seperti tidak memberikan briefing kepada penyelenggara.
“Seperti tidak memberikan briefing atau arahan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh kepada talenta dan kepada pendukung yang akan hadir pada acara ini. Penting sekali untuk diberikan guidance, event guidance terkait norma dan batasan ketika mereka memerankan fashion show yang sesuai ada ketimuran Indonesia,” tutur Taufan.
Evaluasi kepada Kemenpar juga harus dilakukan lantaran JFC merupakan agenda tahunan dan didukung penuh oleh Kementerian pimpinan Arief Yahya tersebut.
“Peristiwa ini akan menjadi evaluasi kita bersama bahwa dalam penyelenggaraan event harus berrdasarkan norma-norma yang ada di daerah tersebut. Semuanya harus dievaluasi harus dilakukan agar masyarakat tidak resah agar para pendukung acara memahami dan tidak salah menginterpretasikan even ini,” pungkas Taufan.
Laporan:Muhammad Lutfi