KedaiPena.Com- Penggiat carbon trade Poempida Hidayatullah angkat bicara terkait keberadaan bursa perdagangan karbon internasional atau IDXCarbon yang diresmikan diluncurkan di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin,(20/1/2025).
Poempida begitu ia disapa yakin jika keberadaan bursa perdagangan karbon internasional atau IDXCarbon Indonesia akan menggenjot harga produk karbon tanah air.
Menurut Poempida, selama ini harga produk karbon di Indonesia masih sangat rendah. Sehingga, kata Poempida, harga produk karbon di tanah air bisa naik karena adanya IDXCarbon ini.
“Harga sekarang ini masih rendah, sangat menguntungkan bagi orang-orang, istilahnya, membeli di harga yang sekarang harga yang tercantum di IDX Carbon. Mudah-mudahan bisa naik dengan adanya demand dari luar itu,” kata Poempida saat berbincang di Jakarta, Selasa,(21/1/2025).
Poempida tak menampik jika potensi industri karbon di tanah air sangat besar. Poempida meyakini, bahwa akan banyak pihak yang berani untuk ikut menaruh dananya di IDXCarbon lantaran masih rendahnya harga.
“Saya melihat banyak potensi-potensi karbon development,orang yang berpeluang mendapatkan karbon di harga itu, menaruh dananya disitu karena harganya masih rendah itu. Kalau transaksinya berjalan itu, semoga lebih menarik itu. sekali lagi, yaitu, harganya masih istilahnya kurang menarik,” ungkap Poempida.
Meski demikian, Poempida mengakui, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh industri karbon tanah air. Salah satunya, lanjut Poempida, ialah soal kredibilitas dan
integritas sistem karbon yang akan ditawarkan.
“Poinnya adalah semakin bagus kredibilitas dan integritas, akan membawa menjadi daya tarik dari luar untuk ikut bursa carbon trading itu,” papar Poempida.
Poempida melihat diresmikannya bursa perdagangan karbon internasional atau IDXCarbon di Indonesia dipicu oleh adanya kerjasama pemerintah RI dengan Jepang.
Keberadaan bursa carbon atau IDXCarbon diyakini akan mengantisipasi basis daripada mutual recognition atau rekognisi secara mutual dari pemerintah Jepang.
“Karena kan Jepang sudah melakukan perjanjian bilateral dengan Indonesia untuk merekognisi produk-produk karbon dari Indonesia. Nah itu, kemungkinan besar untuk mengantisipasi basis dari payung perjanjian itu,” jelas Poempida.
Poempida mendorong pemerintah dapat lebih aktif untuk bekerjasama dengan negara-negara lain di luar Jepang terkait kepentingan merekognisi produk-produk karbon dari Indonesia.
“Kan baru Jepang yang merekognisi produk kita. negara-negara lain kan belum. sehingga seyogyanya pemerintah bisa mendorong agar negara-negara lain bisa dapat melakukan mutual recognition seperti dengan Jepang,” pungkas Poempida.
Laporan: Muhammad Rafik