KedaiPena.Com – Puluhan penggiat dan pemerhati lingkungan menggeruduk Kantor Bupati Siak. Kedatangan para aktivis yang biasa vokal dengan isu-isu lingkungan hidup itu, rupanya tak jauh-jauh dari predikat Kabupaten Hijau yang tengah disandang “The Truly Malay†saat ini.
Para aktivis dan pemerhati lingkungan itu secara resmi mewakili jaringan 18 CSO (Civil Society Organization) untuk membahas sikap, terkait kebijakan pembangunan berbasis lingkungan yang diusung Pemerintah Kabupaten Siak.
Status Kabupaten Hijau itu memang jarang terdengar disandang Kabupaten dan Kota di Indonesia. Kabupaten Siak, menjadi daerah pertama yang dicanangkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Nasional Tahun 2016 yang lalu.
Sejarah mencatat, “Pesta Anugerah Adipura†itu baru perdana dilaksanakan di luar Istana Negara, namun berpindah kedepan Istana Asserayah El Hasyimiyah di Siak Sri Indrapura, di bulan Juli tahun 2016 yang lalu.
Rombongan CSO ini rupanya berkumpul untuk menggelar rapat kerja dan kunjungan lapangan bersama perkumpulan Elang, salah satu CSO penggagas pertemuan, mereka disambut Plt Asisten Bidang Pemerintahan L. Budhi Yuwono, Plt Asisten Bidang Pembangunan Syafrilenti, dan Kadis Pariwisata Fauzi Asni.
Usai memperkenalkan diri berikut program kerja masing-masing, dari forum lintas CSO “Hijau†itu lahirlah dukungan bagi percepatan implementasi Kabupaten Siak Hijau, yang disebut “Sodagho Siakâ€, yang artinya saudara Siak dalam dialek melayu tempatan.
“Silahturrahmi kita melalui forum ini bagi kami merupakan bentuk apresiasi dan dukungan bagi terwujudnya Kabupaten Siak Hijau. Apalagi sebelumnya kami mendapat informasi bahwa bapak dan ibu juga melaksanakan pertemuan pendahuluan untuk merumuskan bentuk dukungan†kata Budhi Yuwono dalam siaran pers yang diterima redaksi, Jumat (22/9).
Budhi menyebutkan, isu lingkungan merupakan salah satu sektor yang mendapat perhatian besar dari kepala daerah. Bahkan, beberapa waktu lalu, Negeri Istana, julukan Siak, sempat dilanda bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang cukup parah.
“Namun berkat kerja keras dan sinergi pemerintah daerah bersama masyarakat dan stakeholder, kata dia tahun ini kasus kejadian karlahut dapat ditekan dengan signifikan,” ujar dia.
“Perhatian pak Bupati terhadap isu lingkungan sangat besar, bisa terlihat dari persiapan menjadi tuan rumah Hari Lingkungan Hidup Nasional dalam waktu kurang dari dua bulan. Namun berkat arahan langsung dari beliau, kegiatan HLH dapat berjalan sukses†sambung dia.
Sementara itu, Asisten Bidang Pembangunan Syafrilenti menambahkan, konsep Kabupaten Hijau merupakan bentuk respon atas kondisi lingkungan pasca Karlahut saat itu.
Terlebih lagi kata dia, zonasi gambut di Kabupaten Siak cukup luas, sehingga perlu keterpaduan kebijakan pembangunan agar pemanfaatannya terkendali dan tetap lestari.
“Komitmen Pemerintah Kabupaten Siak terhadap kelestarian lingkungan, turut didorong faktor beberapa kawasan konservasi yang masih didominasi hutan alam primer didalam wilayah, selain itu peran serta masyarakat dalam partisipasi perlindungan lingkungan masih cukup tinggi,” beber dia.
Namun lanjut Syafrilenti, Pemkab Siak dalam upaya pemanfaatan Sumber Daya Alam yang ada sedapat mungkin tetap berorientasi peningkatan ekonomi masyarakat.
Laporan: Muhammad Hafidh