KedaiPena.Com – Banyak yang tanya, kok sekarang cari uang susah sekali. Begawan ekonomi Rizal Ramli menjawab dengan sederhana, tahun lalu kredit hanya tumbuh 7-an%.
Biasanya, sambung eks Tim Panel Ekonomi PBB ini, kalau ekonomi normal, kredit tumbuh 15-18%.
“Pengetatan anggaran (‘austerity’) yang bikin ekonomi susah dan daya beli merosot,” tegas eks Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini kepada KedaiPena.Com, Jumat (31/2/2020).
Sebagian besar uang negara, sambung Rizal, tersedot untuk beli Surat Utang Negara (SUN).
“Menkeu Terbalik (Menkeu Sri Mulyani) yang membuat bunga SUN lebih tinggi dari bunga deposito,” lanjut dia.
Eks Menko Maritim dan Sumber Daya periode pertama Jokowi ini pun mempredikai tahun 2020 pertumbuhan kredit akan lebih rendah lagi.
“Telah terjadi pengetatan ganda (‘double squeezes’) di moneter dan fiskal. Pengetatan ganda itu akan semakin menekan daya beli dan ekonomi,” tegas RR, sapaannya.
“Telah terjadi efek “crowding out” karena utang ugal-ugalan rezim Jokowi. Penghapusan subsidi pupuk, gas, kenaikan BPJS, tol akan semakin membuat susah rakyat,” tandas DR. Rizal Ramli.
Laporan: Muhammad Lutfi