KedaiPena.Com – Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kurnia Sya’ranie sangat menyayangkan olahan beras dari sagu tidak dapat dikembangkan sebagai bahan alternatif pengganti padi.
Terlebih lagi, lanjut Kurnia begitu ia dipanggil, alasan terhambatnya perkembangan olahan sagu di Indonesia sebagai alternatif beras selain padi disebabkan oleh keberadaan mafia.
“Sayang sekali apabila hal yang terkait dengan kreatifitas yang dapat menambah penghasilan masyarakat di intervensi oleh mafia,” ujar Kurnia saat berbincang dengan KedaiPena.Com, Selasa (17/4/2018).
Kurnia menegaskan, seharusnya para “pemain besar” dalam industri pangan dapat mendorong agar banyak bahan baku lokal. Dalam hal ini, Kurnia berharap agar mereka dapat membantu pengembangan sagu di Indonesia.
“Harusnya mereka yang sudah kuat justru turut mendorong agar banyak olahan pangan yang berbahan baku lokal. Termasuk membiasakan, perjanjian kemitraan yang sehat dan saling menguntungkan,” jelas dia.
“Pemerintah perlu lebih tegas dalam hal ini. KPPU misalnya dapat menjaga dari sisi kewenangannya mengawasi perjanjiannya,” pungkas Kurnia.
Seperti diketahui, para mafia berkepentingan untuk melanggengkan impor pangan. Sebab, ada untung besar dalam setiap impor pangan. Bahkan ekonom senior Rizal Ramli menduga ada keuntungan 30 dolar AS per ton dalam impor beras.
Laporan: Muhammad Hafidh