KedaiPena.com – Masih tingginya harga kendaraan berbasis listrik, ketidaksiapan infrastruktur dan belum terbangunnya kesadaran masyarakat untuk beralih ke transportasi non energi fosil, dinyatakan menjadi alasan mengapa penjualan kendaraan listrik Indonesia masih relatif kecil.
Berdasarkan data, pangsa pasar Mobil Listrik adalah 0,4 persen. Walaupun pada tahun 2021, penjualan mobil listrik mencapai 3.193 unit tapi Masih kecil jika dibandingkan mobil konvensional.
Analis Kebijakan Ahli Madya Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Ahmad Ali Rifan menyatakan kendaraan listrik Indonesia membutuhkan dorongan buat.
“Misalnya dengan pemberian insentif fiskal maupun non fiskal. Dibutuhkan pertumbuhan sekitar 80 persen antara 2022-2030 untuk mencapai target pemerintah 600 ribu unit pada 2030,” kata Ali dalam diskusi, Rabu (3/8/2022).
Ia menyatakan ada beberapa kendala yang menghambat perkembangan kendaraan listrik di Indonesia.
“Pertama soal harganya yang relatif mahal untuk saat ini. Harga mobil listrik tidak terjangkau 95 persen kelompok pembeli kendaraan bermotor. Tingginya harga mobil listrik membatasi pangsa pasar 5 persen konsumen kendaraan bermotor di Indonesia,” paparnya.
Kedua, infrastruktur pengisian listrik juga belum sebanyak SPBU. Pengisian daya baterai kendaraan listrik di rumah membutuhkan waktu yang lama. Sementara fast charging membutuhkan investasi yang cukup mahal.
“Yang ketiga, soal kesadaran konsumen Indonesia yang masih relatif terbatas terhadap kemampuan kendaraan listrik,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa