KedaiPena.com – Kebijakan pemerintah untuk memberikan potongan tarif tol pada hari-hari tertentu, dianggap kurang tepat. Seharusnya, pemerintah bisa menghilangkan tarif tol selama arus mudik dan arus balik. Karena dengan menghilangkan tarif tol, diharapkan perputaran dana di daerah akan lebih besar dan mampu memicu perputaran ekonomi.
Pakar Kebijakan Publik, Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat menyatakan pemberian diskon 20 persen Jasa Marga untuk Tol di hari luar puncak arus mudik dan arus balik memberikan kesan bahwa Jasa Marga dan pengelola jalan tol lainnya memang ingin mengeruk untung berlipat di masa lebaran 2023 daripada ingin mengurai kemacetan.
“Padahal sebagai BUMN seharusnya mereka membantu memikirkan mengurai kemacetan di atas kepentingan profit semata,” kata ANH, demikian ia akrab dipanggil, Rabu (19/4/2023).
Seperti diketahui, kemacetan parah biasa terjadi pada H-5 yaitu jatuh pada Senin (17/4/2023) sampai H+7 lebaran atau Sabtu (29/4/2023). Puncak kemacetan berdasarkan pengalaman tahun lalu adalah H-3 untuk arus mudik dan H+5 untuk arus balik. Untuk menghindari kemacetan parah terutama di pintu penyebrangan Kapal di pelabuhan ratu dan Tol ke arah timur Jakarta maka seharusnya pemerintah menggratiskan jalan Tol.
“Program menggratiskan jalan tol hendaknya jangan dilakukan satu atau dua hari melainkan dalam periode kisaran puncak arus mudik dan arus balik. Memberikan jalan tol nol Rupiah seharusnya diberikan dari Senin (17/4/2023) sampai Selasa (25/4/2023) atau H-5 sampai H+2,” ujarnya.
Pihak Jasa Marga memprediksi bahwa Puncak arus mudik di Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Km 66) diperkirakan akan jatuh pada H-3 atau pada Rabu (19/4/2023). Sedangkan puncak arus balik diprediksi terjadi pada H+2 atau pada Selasa (25/4/2023).
“Karena periode puncak mudik Rabu (19/4/2023) dan Puncak Balik Selasa (25/4/2023) maka tepat bila penggratisan tol mulai Senin (17/4/2023) sampai Selasa (25/4/2023),” ujar ANH lagi.
Ia menyatakan jalan tol yang gratis pada waktu puncak kemacetan yaitu pada H-5 sampai H+7 akan membantu publik berkendara lebih fleksibel di luar waktu kemacetan.
“Bagi pekerja ASN yang cuti mudiknya mulai senin mereka akan memilih di senin 17/4, mereka akan menikmati tol yang gratis. Bagi pekerja swasta yang waktu cutinya baru diberikan menjelang hari lebaran, mereka mudik H-1 dimana masih dalam waktu Tol Gratis juga,” kata ANH.
Selain dapat mengurangi kemacetan, lanjutnya, pemberian tol gratis juga untuk membantu beban masyarakat dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Ekonomi 2023 diprediksi melemah sehingga pemberian tol gratis merangsang publik untuk spending terutama bagi kalangan menengah bawah dimana cost transportasi mereka dapat berkurang dan akhirnya spending dapat meningkat 10-25 persen.
ANH mengungkapkan kebijakan memberikan tarif nol bagi ruas jalan tertentu, juga terjadi di China pada tahun baru imlek, dan di AS pada Tahun Baru dan Natal. Selain untuk mengurai kemacetan, pemberian jalan tol gratis juga dimaksudkan untuk membantu meningkatan daya beli masyarakat.
“BUMN Pengelola Tol jangan serakah, alih-alih hanya memberikan diskon kecil di luar arus puncak mudik dan arus balik, sebaiknya mereka mengratiskan jalan tol. Para pemangku kepentingan perlu memikirkan ulang kebijakan diskon tol dengan menggratiskan tol. Presiden bersama Menhub, MenPUPR dan MenBUMN perlu mencari jalan mengurai kemacetan parah di tengah lonjakan pemudik 123 juta penduduk tahun 2023 sekaligus membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah kelesuan ekonomi 2023,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa