KedaiPena.Com – Pernyataan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan yang memberikan sinyal kenaikan harga gas LPG 3 kg dan Pertalite beberapa waktu lalu, berhasil membuat heboh masyarakat. Tentunya hal ini akan menjadi sektor baru yang akan semakin memberatkan masyarakat, jika benar dilakukan oleh pemerintah.
Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menuturkan jika BBM Pertalite dan LPG 3kg sampai mengalami kenaikan, akan menyebabkan inflasi dan penurunan daya beli masyarakat.
“Proporsi konsumen Pertalite 76 persen dan LPG 3kg 56 persen. Karena itu kenaikan harga dari dua produk tersebut hampir pasti akan memicu inflasi,” kata Fahmy saat diwawancarai, Rabu (6/4/2022).
Padahal sebelumnya, pemerintah baru saja menaikan harga Pertamax. Dan pantauan pada kenaikan harga komoditas pangan seperti minyak goreng, gula pasir, terigu, telur, daging dan ayam menunjukkan telah membebani masyarakat.
“Tidak tepat jika saat ini pemerintah juga menaikan Pertalite dan LPG 3 kg. Indonesia masih terdampak pandemi covid 19,” ucapnya.
Fahmy menyebutkan penurunan harga minyak dunia saat ini belum bisa dipandang sebagai sinyal harga minyak akan terus menurun. Karena masih banyak faktor yang mempengaruhinya. Sebagai contoh, walaupun harga minyak pernah tercatat di 50 Dollar Amerika per barrel, tapi pernah juga melonjak tinggi.
“Harga minyak dunia belum stabil. Masih ada perang Rusia dan Ukrania yang membuat trend harga minyak dunia cenderung bertengger di atas 100 Dollar Amerika per barrel. Penurunan harga minyak dunia saat ini, menurut saya, hanya fenomena jangka pendek,” ungkapnya.
Ia menyebutkan akan sulit memprediksi harga minyak dunia selama perang Rusia Ukrania masih berlangsung.
“Kalau perang berakhir, harga minyak akan kembali mencapai harga keseimbangan pada kisaran 45 hingga 65 Dollar Amerika per barrel,” pungkasnya.
Laporan: Hera Irawan