KedaiPena.com – Dorongan untuk melakukan transisi energi yang kini diejawantahkan PT Pertamina (Persero), melalui penerbitan Green Bond, dinilai akan mengubah visi dan misi perusahaan.
Pengamat Energi, Salamuddin Daeng menyatakan secara bisnis, jika sumber pembiayaan berubah, maka secara otomatis misi bahkan visi perusahaan akan terpengaruh.
“Jika itu perusahaan minyak yang semula dibiayai oleh kelompok perbankan minyak global, maka green bond merupakan perubahan yang sangat mendasar. Perubahan sumber pembiayaan berarti proyek proyek yang dibiayai berubah. Jika proyek yang dibiayai berubah, maka infrastruktur berubah, maka sumber daya manusia berubah, tehnologi berubah, semua berubah, semua baru,” kata Salamuddin, Kamis (8/6/2023).
Ia menyatakan hal tersebut sebagai konsekuensi dari kebijakan transisi energi yang saat ini didorong oleh semua negara, sebagai langkah nyata untuk mencegah perubahan iklim.
“Ketika uang dari bank bank energi fosil makin dibatasi maka pintu lain akan dibuka, yaitu dari bank bank dari energi terbaharukan dan ramah lingkungan. Karena uang dan pembiayaan menetukan segalanya maka semua komponen di dalam perusahaan energi terpaksa harus menyesuaikan dengan tema baru. Jika siap maka semua agenda berjalan mulus, jika tidak siap maka ini yang bikin linglung,” ucapnya.
Salamuddin memaparkan dalam empat tahun Pertamina aktif menerbitkan surat utang atau global bond. Dan global bond tersebut cukup laku di pasaran dan telah menjadi sumber keuangan penting bagi Pertamina dan anak anak perusahaannya.
“Namun tahun 2022 lalu global bond pertamina tampaknya kurang diminati. Berbeda ketika PGE menerbitkan green bond, langsung diserbu. Padahal PGE baru saja IPO 25 persen sahamnya dan mendapat uang sekitar Rp10 triliun. Kemudian, PGE menerbitkan green bond dan mendapatkan 400 juta dolar dengan permintaan 3,5 miliar dolar. Mantap toh?” ucapnya lagi.
Artinya, lanjut Salamuddin, transisi energi telah memaksa Pertamina mengubah visi, misi, infrastuktur, sumber daya manusia, dan tehnologi yang cocok dengan tema yang baru.
“Ini yang disebut perubahan, perubahan tema zaman, mengakibatkan perubahan pembiayaan, mengakibatkan sumber daya manusia yang merupakan sumber daya utama Pertamina berubah,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa