KedaiPena.Com – Pengamat terorisme asal Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut Ansari Yamamah mengatakan, aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di tiga tempat di Arab Saudi dan di halaman Mapolres Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia adalah show of power jaringan terorisme.
“Siapapun dia, pelakunya (bom bunuh diri) itu, ini kan ingin membuat Islam berada dalam ketakutan dan kecurigaan, kalau kasus Indonesia, mereka ingin show of power, dan ini termasuk jaringan radikal internasional,” kata Ansari kepada KedaiPena.Com, Selasa (5/7).
Menurut Ansari, khususnya aksi teror yang terjadi di Surakarta, dirinya berharap pihak penegak hukum secara benar-benar melakukan penegakan humum dalam konteks deradikalisasi secara benar.
“sesuai prosedur, jangan melakukan diluar prosedur, jangan nanti melanggar HAM,” ujarnya.
Ansari menuturkan, aksi teror bom bunuh diri baik di Arab dan di Surakarta dilakukan oleh kelompok-kelompok berpandangan lain dalam meyakini agamanya. Yang dalam perjuangannya tidak mempertimbangkan akan jatuhnya korban.
“Mereka (teroris) katakan lah dalam beragama, pandangannya lain dari yang lain, tidak seperti pandangan kaum Muslimin, dalam perjuangan itu tidak melihat korban, dan bulan puasa ini, mereka anggap ini adalah aksi jihad, bulan baik berlimpah,” kata Ansari.
Begitupun, Ansari mengingatkan, agar tak melulu mengaitkan aksi-aksi teror itu dengan agama Islam.
“Jangan terlalu cepat mengklaim itu dilakukan agama Islam, bisa saja yang lain melakukan itu, jadi perlu membuktikan yang lebih komprehensif, jangan sebentar-sebentar agama islam dikaitkan. Jangan dikit-dikit gerakan islam,” kata pengarang buku Evolusi Jihad itu.
Sementara itu Ansari menuturkan, aksi bom bunuh diri di tiga kota di Arab Saudi masing-masing Qathif, Jeddah dan Madinah diduga merupakan aksi dari kelompok ketiga. Yang disinyalir atas kepentingan terjadinya perpecahan di dunia Arab.
“Kalau dalam konteks Madina (Arab Saudi-red), ini bisa saja kelompok ketiga melakukan serangan, menciptakan perpecahan dunia arab dengan katakan lah Iran,” kata Ansari.
Lebih jauh Ansari mengatakan, dirinya mengharapkan umat Islam tidak kebakaran jenggot atas sejumlah aksi teror itu. Ia menyarankan, agar pengungkapan aksi teror brutal itu diserahkan kepada aparat penegak hukum.
“Jadi sekali lagi Kita harapkan umat Islam baik di dunia maupun di indonesia, jangan kebakaran jenggot, serahkan kepada aparat agar diselesaikan sejelas-jelasnya, Dan jangan ada kecurigaan internal dan eksternal. Kita menyesalkan aksi teror itu karena merusak nilai-nilai kemanusiaan, merusak nilai ibadah suci,” pungkas Ansari.
(Dom)