KedaiPena.com – Perdebatan panjang maupun jenis pembangunan jalan, yang dipicu oleh pidato Anies Baswedan baru lalu, dinyatakan kurang tepat. Seharusnya, yang dibahas adalah daya guna dari jalan yang dibangun tersebut.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menilai yang terpenting dari pembangunan jalan raya adalah utilitas atau daya guna, bukan panjang atau jenis jalannya. Pembangunan jalan juga harus bisa menurunkan biaya logistik.
“Jadi sebenarnya kritiknya itu mau dia jalan tol, maupun jalan di daerah, utilitasnya yang dilihat. Nah sekarang problem di era Jokowi banyak jalan tol ternyata utilitas yang digunakan untuk angkutan logistik itu sangat sedikit. Sehingga bisa jadi jalan non tol yang jauh lebih efektif,” kata Bhima, ditulis Rabu (24/5/2023).
Selain itu, ia menilai pembangunan jalan tol butuh biaya yang besar. Hal tersebut berpotensi menyedot keuangan negara dalam porsi besar tapi manfaat yang dirasakan tidak sebanding.
“Kalau pembangunan fokus di jalan yang rusak atau di daerah terpencil, hal itu malah lebih dirasakan masyarakat,” ucapnya.
Namun, lanjut Bhima, jalan tol juga bisa memberi manfaat optimal jika pembangunannya menghubungkan kawasan industri dan pelabuhan.
“Jadi bukan membandingkan panjang jalan. Jalan apa pun itu, tapi yang dilihat adalah berapa banyak dampak dari pembangunan jalan terhadap ekonomi masyarakat,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa